Rabu, 18 Januari 2012

KUPU - KUPU

Photo by Amalia Zul Hilmi, Edited by Muh. Aswan Pratama
Tanggal.....15 DES 2011
Seorang pemuda namanya Prama duduk terdiam di sudut kamarnya, menerawang seperti bagaimana dia biasanya. Menerawang dia, makin dalam dan hampir mencapai sebuah dunia imajinya, belum sempat sampai di dunianya dia terganggu oleh dering telepon genggamnya. Nomor yang meneleponnya asing baginya, dia malas mengangkatnya, hingga 8 panggilan pun dia tak ingin mengangkatnya. Telepon berhenti berdering, dia malah menatap telepon genggamnya secara mendalam, dia dihinggapi penyesalan yang sangat dangkal, hal seperti ini memang belum bisa menarik perhatiannya sepenuhnya tapi selalu mengusik rasa penasarannya. Hingga beberapa menit setelahnya telepon genggamnya kembali berbunyi, bukan sebuah panggilan kali ini namun sebuah pesan singkat yang dia dapat, dia melihat nomornya. Itu masih nomor yang sama yang meneleponnya berkali – kali, dia membuka sms itu. Dia diam, dia mengingat, dia teringat, dia merebahkan badannya menatap ke langit – langit kamar menerawang.............

Dalam.............
Di sebuah sudut komplek, Prama kecil duduk makan jajanan secara sembunyi – sembunyi, menghindari larangan ibunya dalam hal jajan sembarangan. Sesosok perempuan kecil datang duduk di sebelah Prama. Mereka saling tatap, Prama bingung, Gadis ini senyum. 

“Hai aku Ema” dia menjulurkan tangannya ke Prama 

“Haiph akhu Prama“ Prama berbicara dengan mulut penuh permen kapas sambil menyambut tangan Ema

Setelah perkenalan itu, kira – kira saat dua anak kecil itu kelas 6 SD, Ema harus pindah, sehari sebelum kepindahannya dia menghabiskan waktunya untuk bermain sepuasnya bersama teman sekompleks termasuk dengan Prama.

“Prama aku mau pindah loh” dia berbicara dengan keringat bercucuran sehabis berlari kesana kemari.

“Oh ia ? pindah rumah?” Prama bertanya

“Ia dan kali ini aku akan terbang naik pesawat terbang, ke pulau jawa” Ema menjawab

“Wah seru yah, kembalinya kapan?, bawa oleh – oleh yah” Prama kembali menanggapi

“Kayaknya aku ngga bakal kembali, aku akan bersekolah SMP di sana Prama” Jawaban Ema lembut

Prama kecil laki – laki yang cengeng, dia menangis, Ema perempuan kecil yang kuat dia tidak sedikitpun menangis, Prma ditenangkan dengan cara sedemikian luar biasa. Percakapan khas anak seumuran mereka membelah sudut kompleks. Hingga satu beberapa terakhir dari Ema yg tak ditanggapi oleh Prama menutup pembicaraan mereka.

 “Prama apapun itu cobalah untuk tersenyum, masa di saat kita mau pisah kamu terisak – isak aja hehehehe”
Ema mengelus kepala Prama mereka beranjak ke rumah mereka masing – masing, esoknya Ema sudah pindah ke Jawa.

Lebih Dalam....
                Prama sekarang sdah menjelang tamat SMP, Dia mulai mengenal Jejaring Sosial dia sedikit lupa dengan Ema, namun teringat lagi ketika dia mendapatkan Akun Jejaring Sosial Ema, dan mereka berteman di dunia maya itu. Terjadi percakapan antara mereka

E :Hai Prama lama tak jumpa apa kabar kamu?

P :Baik, kamu?

E :Baik juga, hahaha kok kamu jadi kaku begitu? Eh ia ngga lama lagi aku akan seindah Kupu – kupu kamu tau kan terbang dan membahagiakan.

P :Wah turut senang aja Em J haha ok aku akan menunggu mu menyebarkan serbukmu walaupun masih sangat lama sepertinya kau menjadi kupu – kupu, kita masih SMP -_-

E :Hahahaha gombal ! Kalau bgt kamu bunga dong? Ngga cocok ah kamu jadi kumbang cocoknya, ia yg penting niat dan semangat dulu kan bisa :p

P :Ok lah apa aja buat kupu – kupu, kamu ngga jalan – jalan ke sini lagi?

E :Belum tau juga Pram, walau sekolah libur, aku banyak kegiatan yg mencegahku dengan sempurna, eeh ngga apa kan Pram?

P :Hahahahaha ia ngga papa kok, terbanglah setinggi apapun itu, asal jangan lupa untuk turun aja, yakin kok akunya cepat atau lambat, sebentar ataupun lama kita akan bertemu bagaimanapun itu.

E :Wah yakin banget kamu? Yah tebakan lain darimu Pram, yang anehnya dari SD suka tepat hahaha

P :Ia dong hahaha 

E :Ok Pram, aku kembali duluan ke dunia nyata see you in better time..

P :Ok bye Kupu – Kupu

Setelah percakapan itu Prama jarang lagi berbicara dengan Ema.

Jauh Lebih Dalam....

                Prama sudah Lulus SMA, dia sudah mendaftar di sebuah Universitas Negeri dia lupa sepenuhnya dengan Ema. Banyak sosok – sosok teman sekolah dulu yang menutupi kenangan tentang Ema. Dia tiba di rumahnya, lelah dengan hiruk pikuk pendaftaran Mahasiswa, dia merebahkan badannya, sesekali mengakses Internet melalui Telepon Genggamnya, ada pesan masuk di akun Jejaring Sosialnya

"Hai Prama, aku ada acara di Makassar, ketemuan yuk di Mal itu"
 -Love Kupu –kupu-

Mendapat pesan itu, Prama bingung mencoba mengingat, dia teringat

Mereka pun bertemu, mengobrol tentang masa lalu, dan semuanya yang mungkin untuk di obrolkan.

“Kamu ngga papa Em, jadi pramugari? ngga gampang-gampang amat loh, apalagi kamu berjilbab sekarang..” Prama bertanya

“Ngga lah! Ini cita2 ku, kamu kenapa sih nanya gitu??!” Ema dengan sedikit kesal menanggapi Prama

“Ehh.. Ngaa.. Cuman khawatir kurang lebih seperti itu” Prama mengemukakan alasannya

“haah, makasih Prama, tapi aku kuat kok, kamu dukung akunya juga dong yah,,, lagian kamu kok ngga yakin sama perempuan yg buat kamu nangis,,, eh kamu masih cengeng ngga?” Ema mengejek

 “Bwahahahahahahahaahahha kalo cengeng dalam artian dikit2 nangis, ngga lah, tapi kalau sesuatu berharga dalam diriku hilang atau susah yah masih sering sih, sekarang aku lebih tepatnya pekaan daripada cengeng” Brahma menanggapi  dan dia pasrah kalau Ema mengejeknya lagi

“Kalau aku yang hilang terbang entah ke mana? Kamu nangis ngga?” Tanya Ema serius

Prama bingung ternyata Ema tidak mengejeknya, malah memberi pertanyaan yg sangat dalam langsung ke hati.

“Belum tahu kamu kan belum hilang, lg pula sejak kalimat terakhir sebelum kamu pindah dulu, itu kayak berkah sekaligus kutukan bagiku apapun itu aku selalu mencoba tersenyum” Jawab Prama seadanya

“Hahahahaa syukurlah kalau bgt aku sudah meninggalkan kutukan di dirimu, itu membuat kamu sedikit kuat, dan itu membuat ada ikatan istimewa antara kita berdua yang membuat kita tak akan mengenal istilah terpisah terlalu jauh, at least kita masih di bumi yg sama hahahaha” Ema menanggapi jawaban Prama

Prama tertawa terbahak – bahak, Ema membuka pembahasan baru

“Eh ia di Jawa aku ketemu teman kamu namaya Bino dia kenal kamu katanya teman SMP dia pacar aku sekarang” Kata Ema

“Wah ia, dia itu baik jangan di apa – apain yah, kalo ketemu lagi titip salam” Prama mengejek Ema

“Ada – ada aja kamu....!” Jawaban Ema singkat

Beberapa saat setelah itu Hp Ema berbunyi, dia harus pergi mengurus segala kegiatannya di sini mereka pun berpisah lagi, kali ini tanpa tangisan Prama. Mereka sudah tumbuh dewasa dengan jalan hidup masing – masing.

Masih..... 15 DES 2011

Masih terbaring Prama tapi telah keluar dari kegiatan Menerawangnya, di luar Hujan turun dengan pasti , dia berdiri sejenak mematikan lampu kamar dia masih terdiam tak percaya, itu sms dari Bino

"PRAMA, EMA WAFAT, DIA JADI KORBAN SALAH TIKAM, MOHON DOANYA SMG EMA DI TERIMA DI SISI TUHAN "

Prama masih dengan tatapan kosong, menghela nafas, menyembunyikan sosoknya di balik selimut tebal, mungkin Hanya Tuhan yang masih bisa melihat sosok Prama di dalam selimut bahkan Prama sendiri tak bisa melihat sosoknya, karena terlalu gelap untuk matanya, atau matanya terlalu sibuk mengeluarkan air mata.

Di luar Petir dan guntur terus berbunyi, Hujan makin deras, angin makin berlari cepat, bagi orang – orang itu cuaca buruk, bagi Prama itu teman baik yang membantunya menyamarkan sesuatu.

“Maaf kali ini kutukanmu aku lepas, aku menangis lagi, terlalu sedih untuk tersenyum, Ema....” Suara Prama berbicara sendiri dalam gelap

KUPU – KUPU

Hujan Deras Mengguyur
Membawa lagi kenangan – kenangan
Bunga – bunga bahagia
Kupu – kupu mencari tempat berteduh
Kumbang di tanah tak peduli akan basah
Memandangi Kupu – kupu yang masih terbang
Kumbang terdiam
Kupu – kupu menemui kematian di pelukan sang Laba – laba

Note :

“SATU KUPU – KUPU MATI JAUH DARI MATAKU, TAPI KESEDIHANNYA MENUSUKKU SECARA SEMPURNA, NAMUN TERINGAT AKU AKAN KUTUKAN KUPU – KUPU, APAPUN ITU AKU HARUS BISA TERSENYUM LAGI, YAH AKU MENERIMA KUTUKAN ITU DENGAN LAPANG DADA, TOH SEKARANG DI SINI TEPAT DIHADAPANKU BERJUTA KEPOMPONG SEDANG BERMETAMORFOSIS DAN PERLAHAN DARI DALAMNYA KELUAR KUPU – KUPU DAN AKHIRNYA MEREKA MENGEPAKKAN SAYAPNYA.......... BENAR AKU KEHILANGAN KAMU, TAPI AKU SENANG MENEMUKAN MEREKA ATAU ENTAH MEREKA YANG MENEMUKAN AKU, KARENA INI TAK PERNAH JADI RENCANAKU, INI MUNGKIN LEBIH KE TAKDIRKU, AKU KEHILANGAN SATU SOSOK KUPU – KUPU, AKU DIPERTEMUKAN DENGAN BANYAK KUPU – KUPU LAIN “ 
 -Love Kumbang #halah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar