Sabtu, 24 Oktober 2015

Rindu Di Batas Langit

Aku berdiri di teras rumah
Menyambut pagi yang akhir-akhir ini jarang kutemui
Pagi selalu sama, menyenangkan hati
Dan
Kali ini dia membawa mendung bersamanya
Aku tersenyum melihat awan hitam di atas sana
Di batas langit
Di balik sana sudah pasti ada Hujan
Yang belum pasti akankah dia turun
Membawa sejuk
Membasuh debu jalan
Memeluk tanaman
Menghilangkan asap
Memadamkan kebakaran hutan
Meredakan amarah
Dan
Melepas
Rinduku
Rindunya
Rindu mereka
Rindu kita

Kota

Di kota ada pelaku kriminal
Beberapa masih dalam usia muda
Di usia semuda itu mereka sudah tak punya hati
Melukai demi eksistensi kelompok
Di usia semuda itu mereka sudah sakit jiwa
Membunuh demi kepuasan diri
Di usia semuda itu mereka sudah malas
Merampok demi uang untuk sebotol miras
Di usia semuda itu beberapa dari mereka juga mati
Bermandikan darah
Usai dibuai
Kepalan tangan
Sol sepatu
Lemparan batu
Batang kayu
Api membara
Oleh
Beberapa dari kita yang katanya rakyat biasa Korban kriminal
Demi memberi efek jera
Demi menyebarkan teror
Demi melawan balik
Hahahaha
Kita dua pihak yang berbeda
Kita hanya persamaan yang coba saling melenyapkan

Dik,

Aku kembali ke hitam dan putih
Membohongi diri seakan berwarna warni
Dik,
Maukah kau membantuku
Melebur hitam dan putihku
Dengan warnamu
Agar Aku betul-betul berwarna-warni?