Senin, 30 Januari 2012

Gadis Kecil dan teman baru

Kota ini mendung, langitnya berwarna kelabu kelam, burung – burung berlindung, manusia – manusia berteduh, katak dan ikan bernyanyi riang, mereka semua bersiap...

Menyambut Hujan.....

Di dalam sebuah ruangan....
Sepasang suami istri berteriak semampu mereka, bukan ingin menyaingi suara gemuruh guntur di luar, mereka memegang erat tangan sebuah jasad kecil, menggoyang – goyangkannnya sembari berharap dengan melakukan, mereka semua berharap.....

Menyambut Kemungkinan jasad anaknya mendapatkan sebuah kesempatan......

Beberapa menit sebelumnya, di taman, tak jauh dari ruangan itu....

 Ada seorang gadis kecil yang menangis keras sekeras guntur, tapi tak menganggu siapapun
“HuaaaaaaaaaaaaHuaaaaaaaaa hiks....hiks..........”

Ada seseorang yang menghampiri gadis kecil itu dan bertanya
“ Kamu kenapa gadis manis? “

Anak itu terisak, dan menghentikan tangisannya dan menjawab
“Aku tak punya teman lagi, aku bahkan di tinggal olang tuaku sendiri di taman ini, tak ada siapapun lagi yang mau belsamaku, tak ada lagi yang sayang padaku, tak ada lagi yang mau belteman dengan ku”

Orang itu tersenyum, dan mengelus kepala anak itu
“Aku mau jadi temanmu, ikutlah bersamaku, kita ke tempat di mana kau akan bertemu banyak teman, dan kau akan dipeluk oleh Dia yang kaih sayangNya melebihi siapapun di dunia ini”

Untuk anak semurannya anak itu sudah lama mengenal sepi dari anak manapun, dia hanya ingin lari dari ini,  terbebas dari sepi, dan dia menerima ajakan itu.
“Benar om?? Selius?? Aku mau, aku mau belteman sama siapa saja, kapan kita pelgi ke sana om?”

“Sekarang...” Jawabnya singkat

“Holleee ayo!” Dengan semangatnya anak itu menarik2 tangan orang itu

“ Kamu tak mau pamit ke orang tuamu dulu? Kamu ngga mau jadi anak yang nakal kan..?” Orang itu mengingatkan

“Oh ia yah meleka ada di sana, ayo kita kesana..” Dia menarik orang itu ke sebuah ruangan

Mereka bertemu orang tua anak itu, mereka menangis melepas kepergian anaknya, anak itu telah pamit, keduaorang tuanya ikhlas melepas anaknya, mereka berpisah walau tanpa pelukan selamat tinggal.

Di luar Hujan turun sangat deras, guntur menyentuh tanah menyebabkan getaran dahsyat, di sebuah ruangan suara tangis sepasang suami istri tadi masih terdengar, mereka ikhlas, mereka menutupi jasad anaknya.

Di luar di tengah hujan dan terpaan angin, seorang gadis kecil berjalan bersama seseorang..... 

“Oh ia kita kita jadi teman kan sekalang?” Gadis itu bertanya
“Ia pasti” Jawab orang itu singkat
“Kalau teman halus kenal dengan temannya kan?”Pertanyaan lainnya dari gadis itu
“Hahaha ia juga yah....” Orang itu tersadar
“Perkenalkan aku Afika anak mama papa yang suka makan oleo lasa beluk” Dengan riang Afika memperkenalkan diri
“Hahaha, ok gadis kecil perkenalkan nama saya..... Kematian...” Dia menjawab dengan sedikit ragu
“Hhahaha nama om aneh” Afika menanggapi dengan Polos

Mereka berdua tertawa, tersenyum, melanjutkan perjalanan mereka dan tak lama menghilang di tengah Hujan.

Kota itu Basah akan Hujan dan Airmata
Kota itu Gaduh akan Guntur dan Tangisan
Kota itu di tumbuhi Satu tumbuhan dan kehilangan Satu gadis kecilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar