Jumat, 31 Juli 2015

22 Hours Of Escape

If life offers an opportunity to escape and refresh your mind

Take that opportunity, even if it's only give you 22 hours


Batili, Enrekang, another place that feels like home

Tanah Massarempulu's White Dragon
Sibling, everywhere, there's the introvert ones

Dying but alive

Yeah they're all yellow....... and green
I see sky of blue, stunning cloud.... you know what i'm thinking.
Hyper Realistic Painting of God, enough said

Jumat, 17 Juli 2015

UNTUK ADIK-ADIKKU, KAKAK TIDAK AKAN MINTA MAAF

Adik-adikku tenang ini bukan tulisan sentimentil berisi pesan-pesan terakhir karena Kakak ingin mengakhiri hidup, ini hanya tulisan istimewa untuk kalian.

Kakak mulai pesan untuk Siti Ashalika Zahra Tunisa,
Kakak tidak akan meminta maaf karena telah over protektif, maklum saja kau urutan kedua di bawah Ibu Linda, dalam daftar "perempuan dalam prioritas" yang kakak buat. Walau kita tidak tinggal serumah tapi yakinlah mata-mata Kakak banyak untuk mengawasimu

Kakak tidak akan meminta maaf tentang amarah saat mendengar laporan tentang sikap kurang baikmu di sekolah ataupun di rumah, yang biasa Ibu dan Ayah sampaikan, karena percayalah Kakak telah melihat cukup banyak dan ada dua akhir bagi perempuan yang bersikap kurang baik, hancur lebur dan berubah, kakak hanya ingin melihatmu berubah, bukan secara instan tapi setidaknya lebih cepat, karena di zaman serba instan ini, sedikit saja keterlambatan kita bisa hancur lebur.

Kakak akan terus mengamati perjalanan pertemananmu, semoga kau tidak terjebak dalam lingkaran pertemanan yang dibangun lebih berdasar kepada "kesamaan kesanggupan materi" dibandingkan "kesamaan rasa", karena percayalah Kakak pernah masuk dalam lingkaran pertemanan seperti itu bahkan itu terjadi saat Kakak masih SD, Kakak tidak menyarankan pilih-pilih teman, ini lebih ke proses belajar sikap tulus, pemahaman kondisi, dan menjadi manusia yang tahu diri tapi bukan rendah diri.

Kakak akan terus bersikap cuek untuk beberapa rengekanmu, bukannya melarang kau menjadi untuk bermanja-manja, karena Kakak sadar ada waktunya perempuan butuh bermanja-manja dan laki-laki entah itu Ayah, Kakak, Sahabat, atau Kekasih wajib memenuhi keinginannya. Kakak hanya tidak ingin kau dikonsumsi oleh kemanjaan itu dan membuatmu lemah, tahu kenapa? Karena di keluarga kita Perempuannya tangguh-tangguh, mungkin bukan secara fisik namun secara Mental, Tekad dsb. Lihat Ibu kita yang punya asma saja, bisa membuat Ayah yang menurut cerita Oma, dia dulu sering membuat kenakalan di sekolah, membuat keonaran di sekitar rumah, suka balap liar dsb sampai bermanja-bermanja di hadapannya.

Untuk Muh. Asrul Al Ghazali dan Muh. Asril Al Ghifari,
Kakak tidak akan meminta maaf atas tiap cubitan di tiap kenakalan kalian, orang-orang lain mungkin melihatnya berlebihan dan berargumen "tak apalah adikmu anak laki2" tapi mereka bukan orang yang akan mengawasi kalian, mereka menganggap enteng kenakalan karena bukan mereka yang akan menanggung tanggung jawab dari kenakalan kalian, tapi Ibu dan Ayah. Kakak itu penganut "Teman itu membenarkan" apalagi saudara ia kan?

Kakak tidak akan meminta maaf atas peringatan agar kalian tidak lagi bersikap lebih manja daripada Kakak Perempuan kalian, dan suka bersikap kurang ajar kepadanya, karena di masa depan kita bertiga yang akan memukul habis laki-laki yang menyakitinya, bukan malah menyakitinya dan peringatan lainnya agar kalian berhenti memiliki banyak ketakutan, dan berhenti menonton sinetron (Kecuali Preman Pensiun itu Kakak juga suka pemeran perempuannya cantik-cantik).

Kakak tidak akan meminta maaf atas pukulan yang tepat ke muka kalian, itu adalah tanda kenakalan ada batas wajarnya, Kakak pernah nakal saat seusia SMP seperti kalian, entah kenapa mungkin proses puber atau semacamnya, Kakak menjadi sok jago, tidak menghormati orang, suka bicara kasar, menyakiti perempuan yang Kakak cintai di SMP pfffft, dan puncaknya Kakak menyakiti perasaan Ibu dan membuatnya menangis, dan itulah saat Kakak dipukul Ayah keras sekali, di pelipis kanan, sakit tapi ada bagian lain yang lebih sakit saat itu, hati Kakak lebih sakit, pukulan di muka, membawa kembali kesadaran, menyulut penyesalan, menghancurkan ego masa muda hahahaha, dan hati Kakak makin tertusuk penyesalan, karena pada akhirnya Ibu juga yang menenangkan Kakak yang menangis, anak yang membuat hatinya luka.

Setelah semua itu Kakak berjanji kepada diri sendiri untuk berubah belum seutuhnya tapi setidaknya lebih baik, dan berjanji untuk tidak menyakiti perempuan terutama Ibu, tidak berbicara kasar (kecuali yang pantas dan membutuhkan), menghormati semua, berteman dengan siapapun, dan akhirnya menjadi pribadi yang tenang (walau jadinya dinilai terlalu kaku oleh beberapa teman Kakak, tapi setidaknya ini lebih baik daripada sebelumnya)
Jadi cepatlah sadar jangan sampai terlalu banyak pukulan ke wajah kalian hahahaha

Dan terakhir untuk semua, hormati Orang tua kita.
Ibu orang yang sangat tangguh yang sentimentil hatinya hahaha jaga agar hatinya lebih banyak bahagianya daripada sedihnya, kalaupun ada air mata di matamya pastikan itu karena haru kebahagiaan.

Kalau dia berkata dengarkan baik2 karena di dalamnya ada nasihat, harapan, dan restu Tuhan
Kalau dia marah, tenangkan, dan minta maaf (kunci kelancaran hidupmu ada dalam doanya dan moodnya) minimal belikan susu ultra strawberry hahaha

Ayah orang yang tidak setangguh Ibu, tapi lebih tenang dalam pengendalian diri, bisa menyembunyikan emosinya, hormati dia, dia yang mencintai Ibu kita, dia yang banting tulang agar kita senang, melebihi kesenangan pribadinya (sesi nongkrong dan kumpul2 keluarga kita lebih penting daripada sepatu baru untuk dirinya)

Jagalah perasaannya karena dia pemberi restu yang baik saat ibu mungkin menolaknya (Kakak pernah mencintai perempuan dari agama yang berbeda, ibu menolak keras, ayah bilang tidak apa2 itu hidupmu) tapi yah kembali ke point sebelumnya jangan memyakiti perasaan Ibumu hiks hiks hahahahaha

Kalau dia berkata dengarkan dan cerna baik2 karena kadang dia bercanda atau asal bicara hahahha dan kalau dia berjanji percayalah, karena dia Ayah kita, mungkin kadang kalian anggap Ayah banyak berjanji, percayalah dia akan menepatinya. Kalau kalian anggap banyak janji yang tidak Ayah tepati, introspeksi dirilah Adik-adiku, mungkin kalian yang terlalu banyak permintaan baru setelah satu janji ayah tepati, atau jadikanlah itu proses belajar semua tidak semua keinginan kita terwujud sesuai timing yang kita inginkan.
Percayalah karena 23 tahun kakak hidup dia tidak pernah ingkar janji.

Sekian tulisan ini untuk kalian baca kapan-kapan, mau kalian lewatkan juga terserah kalian.

Yang mencintai kalian dengan caranya sendiri,
Kakak Aan Keren.

Jumat, 03 Juli 2015

BERTAPA

Kamar gelap ini tak memiliki jam
Tapi aku tahu pergantian pagi ke malam
Dari sinar matahari yang menyelinap masuk dari celah jendela

Kamar gelap ini tak mempunyai kalender
Walaupun tahu pergantian waktu
Aku buta akan hari dan bulan tiap aku terbangun
Semuanya terasa sama saja
Yang membedakan hanya hujan yang sesekali mampir

Setelah aku keluar, aku baru sadar
Juni sudah pergi tanpa kata
Kota ini sudah bersama Juli

Juli yang rendah hati
Datang tanpa kesan yang berlebihan.

Rabu, 01 Juli 2015

BULAN

Bulan di langit
Dalam fase apapun
Akan selalu indah
Itu karya seni Tuhan

Tapi seperti kebanyakan karya seni
Orang memandang dengan selera yang berbeda-beda.