Senin, 20 Februari 2012

MAAF

"Dalam kehidupan perjalanan hidup saya, terkadang saya memilih meminta maaf pada seseorang, bukan karena salah, ataupun karena saya memang salah tapi karena saya takut kehilangan dia. " -Muh Aswan Pratama-

Rabu, 15 Februari 2012

Quote

"The most Beautifully Code with a million Mystery's  is your smile........."
Muh. Aswan Pratama

Jumat, 03 Februari 2012

JALAN, SESEORANG, HILANG

Waktu itu saya masih seorang anak laki-laki yang belum mengenal luka, yang dia rasa hanya kebahagiaan.

Saat itu saya sering berpergian bersama sekumpulan orang-orang sibuk yang entah kenapa saat itu bisa berkumpul bersama, kami bersama menuju ke sebuah tempat. Kampung Halaman Kami. Menurut orang – orang penuh kesibukan itu, mereka menuju ke sana untuk liburan, refreshing, silaturahmi dengan keluarga di sana. Sedangkan saya tak terlalu peduli dengan tujuan mereka, isi otakku waktu itu hanya kesenangan.

Dalam suatu perjalanan saya cenderung  lebih menikmati perjalanan daripada ketika kita sampai di tujuan. Menindas aspal, menangkap angin, mencuri keindahan alam sekitar , tak terkecuali perjalanan ke kampung halaman ini. Beberapa tempat peristirahatan dan rumah makan kami singgahi untuk sekedar memenuhi tuntutan perut. Kami juga menyempatkan singgah ke masjid, beberapa dari kumpulan orang-orang penuh kesibukan itu, bercengkrama dengan Tuhan, syukurlah mereka masih ingat Tuhan, aku yang masih seorang anak laki - laki pun ikut dengan orang-orang itu, syukurlah ternyata akuuga pernah dekat dengan Tuhan.

Kami  pun melanjutkan perjalanan, pohon-pohon silih berganti menyapa Kami dari sisi lain jendela hitam ini, bentangan sawah hijau yang terlihat kelabu akibat jendela hitam ini, udara segar yang memaksa masuk namun terhalang jendela hitam ini.

Aku  mulai dicumbu kantuk, mataku perlahan menutup, orang-orang penuh kesibukan pun sepertinya demikian, kecuali satu orang, orang yang mengendarai mobil ini, karena di tangannya, nyawa Kami tempelkan selain kepada Tuhan.

Aku  terbangun, semua sunyi, matahari masih terik, semua orang masih terperangkap dalam klimaks atas cumbuan kantuk,  aku telah tersadar, kendaraan ini berhenti di suatu jalan, aku juga menyadari  orang yang mengendarai kendaraan ini tak ada di tempatnya.

Aku melihat sekeliling, ah aku muak dengan jendela hitam ini yang membuat segala yang cerah di luar nampak kelabu, Aku memilih keluar dari kendaraan, menemukan kesejukan udara alam, dilindungi bayangan jejeran pohon, yang saling merangkul dengan jejeran pohon lainnya di seberang jalan, semua yang melewati jalan ini seakan menemukan sebuah ketenangan. 

Ketenangan yang cukup indah buat dijadikan kenangan.

Aku telah menjadi seorang remaja laki-laki, yang mencoba lari dari luka, mencari kesenangan yang sebenar-benarnya bahagia.

Setelah sekian lama ,karena sesuatu hal aku harus kembali ke kampung halaman lagi, mengejar waktu, untuk mengejar kesempatan melakukan pertemuan dengan orang yang tak mungkin kembali.

Ada ruh seseorang di Kampung halamannya yang meninggalkan jasadnya, dan orang itu adalah ayah dari kakekku, beberapa orang pun berangkat  ke sana termasuk aku untuk mencari sedikit keberuntungan siapa tahu kami bisa melihat senyum terakhir darinya.

Dalam perjalanan, kami tak menyempatkan singgah ke mana pun, bahkan tempat bercengkrama dengan Tuhan kami lewati, ini perjalanan menuju duka tapi aku sudah terlanjur suka sebuah perjalanan saat masih dalam perjalanan.

Dalam perjalanan ini pun aku sempatkan untuk menikmati apa yang ditawarkan di balik jendela ini,  Jalan rusak, tidak rata menyambut kami di suatu daerah, jalan ini sedang dalam perbaikan dan pelebaran, aku bisa terima itu tak selang beberapa lama, aku mengingat tempat itu. 

Tempat di mana pohon saling merangkul,  jantungku berdetak kencang , aku akan menemui kenangan.

Dalam benak aku berbicara

 "Aku menunggu.........

Terus menunggu.........

Lelah menunggu.........

Aku sadar................"

Jalanan itu telah hilang meninggalkanku, seperti ruh meninggalkan jasad, aku bisa maklum kadang perbaikan butuh pengorbanan,  aku juga setuju orang-orang tak terlau peduli dengan jalanan itu, kenangan itu memang selama ini aku simpan sendiri. Tapi tetap saja Perjalanan ke Kampung halaman kali ini terasa seperti ironi bagiku, aku ke sana bertujuan menemui jasad yang tak akan kembali, melewati jalan kenangan yang telah hilang seperti saat jasad ditinggal ruh. Haaah,,,,,,,,,,,

KENANGAN

AKU PERGI KE SUAU TEMPAT
MELIHAT SESEORANG YANG AKAN MENJADI KENANGAN
AKU PERGI KE SUATU TEMPAT
MELEWATI KENANGAN YANG TINGGAL INGATAN.



"LOST ROAD" By Muhammad Aswan Pratama

Rabu, 01 Februari 2012

Darah di Tisu itu Indah

Melihat bercak cairan berwarna merah, menetes di sebuah lembar putih tipis....
Kesakitan tak pernah seindah ini.........



Menetes sedikit demi sedikit .......


Mengganti sebagian putih menjadi merah.....

Sejanak aku lupa kesakitan itu, karena perhatianku teralihkan, kenapa teralihkan...?




Karena Darah di Tisu Indah.............