Rabu, 30 Mei 2012

Berpura - pura Berwarna - warni

Di dalam Dunia yang berwarna - warni

Perempuan tersenyum, berjalan di salah satu sisi dari dua sisi trotoar yang ada di jalanan ini
Menyusuri jalan, dengan pikiran menerawang dan tersadar ada salah satu sisi hatinya yang tidak terisi
Dia iri melihat orang lain yang lalu lalang di kedua sisi kanan dan kiri tubuhnya, mereka seperti tak kekurangan apapun di dalam hati

Matahari terik bersahabat dengan suasana hati yang pelik, menambah lelah jiwanya
Sejenak dia bermain dengan detik - detik, mengusir lelah, sedikit merecovery raganya

Masih di dalam Dunia yang berwarna - warni

Perempuan tersenyum, duduk di salah satu sisi dari dua sisi trotoar yang ada di jalanan ini....
Mengamati sekeliling, dengan kesadaran yg menggapai lamunannya, otaknya terisi imaji...
Dia sadar melihat orang lain yang lalu lalang di kedua sisi kanan dan kiri tubuhnya, mereka seperti sedang menyamarkan sesuatu di dalam hati

Matahari tertutup mendung, hatinya mengharu biru sangat biru, itu warna asli perasaannya
Tapi dia senang, detik - detik tadi membuatnya sadar
Dia tidak sendiri dalam berpura - pura berwarna - warni

Walau perasannya sedang merasa sangat biru

Selasa, 29 Mei 2012

Rindu terlepas

Di kampus yang biasa - biasa saja.......

Pikiranku yang masih fokus dalam dunia dalam kepalaku, mataku memperhatikan sekeliling, bertanya kira - kira apa atau siapa yg sedang dirindukan oleh orang - orang yang lalu lalang di depanku ini.
Apakah itu rindu kepada sosok seperti aku yang rindu kepada beberapa hal, aku rindu sedikit sahabatku dari SD, perempuan dari SMP yg berusaha saya lupakan, teman2 SMA yang mengajarkanku bahwa anti sosial itu tdk baik. ataukah rindu pada suatu moment, seperti aku merindukan moment ayahku mengajarkan aku menggambar, dan moment ibuku membantu mengerjakan PR matematikaku.
Aku punya satu moment lagi walau belum lama perginya aku sudah merindukannya.....

Yah tiap orang punya ceritanya sendiri tentang rindu.......

Masih di tempat yang bernama PW ini, tempat aku berbaring sekarang, mengabaikan opini negatif orang tentang kebiasaanku ini, aku keluar dari dunia imajiku ingin sejenak ke dunia mimpi...

Sampai satu suara membangunkanku, ku lihat perempuan berjilbab membangunkanku, yah 2 tahun lalu perempuan ini banyak menangis untuk mempererat kebersamaan 43 orang berbeda latar belakang, aku bangun dan melihat satu sosok lagi laki - laki yg 2 Tahun lalu seorang ketua pengkaderan kami saat baru masuk ke tempat ini. Kami pun naik ke tempat yg 2 Tahun lalu susah payah kami perlu menyadarkan diri sendiri untuk memanggilnya "Rumah". Masih dalam keadaan setengah sadar aku menaiki tangga, duduk di koridor, dan menyadarkan diriku secara sempurna.

Telingaku sangat familiar dengan kegaduhan ini.......... Mataku telah berfungsi sepenuhnya, yah moment ini sangat familiar dengan keadaan ini, kerja sama itu, tawa itu, omelan itu, ejekan itu,

Yah aku tersadar, ini kami 2 Tahun yang lalu

Aku tersenyum, yah terasa sangat lucu 2 Tahun berlalu sejak kami baru masuk di tempat ini, tawa canda, amarah, ejekan dan apapun itu yg dulu kami lakukan kembali tersaji walau skalanya tak sebesar dulu. Seperti yg pernah temanku dari 2 tahun lalu katakan beberapa dari kami sudah pindah rumah, beberapa dari kami sudah jarang pulang ke rumah, beberapa dari kami hanya sesekali mengunjungi rumah

Aku masih tersenyum melihat teman - temanku yg 2 Tahun lalu menyebalkan, lucu, pendiam, cerewet dan sebagainya, bahkan temanku yg 2 Tahun lalu membuatku yah bahasa kerennya jatuh cinta.

Tapi ah sudahlah aku sedang menikmati moment ini bersenda gurau bersama hingga matahari terbenam mengantar kami ke kelelahan yang membahagiakan. Hingga kami pun pulang berpisah ke jalan kami masing2 untuk pulang ke dunia luar kampus. Yah 2 tahun lalu saat berpisah seperti ini kami yakin bsk akan terulang hal yg sama, namun entah dgn yang sekarang yang penting satu moment yg kurindukan ini sudah hampir terlepas...

Terima Kasih kepada : Mata Kuliah Fotografi beserta dosen - dosennya yang mengumpulkan kami lagi seperti 2 Tahun yg lalu... :)

Senin, 28 Mei 2012

Aku Sekali Lagi Kau

Aku dan Kau sekali lagi sendiri di tengah kerumunan

Aku dan Kau sekali lagi berbicara tak memperdulikan keramaian

Aku dan Kau sekali lagi berjalan beriringan di daratan dekat lautan

Jumat, 18 Mei 2012

Aku Tersenyum

Aku tersenyum,
Aku senang berdamai dengan segala hal yang berbeda itu

Aku tersenyum,
Aku lega kita bisa tertawa lebih keras, berlelucon lebih baik, dan semua hal yang dulu sangat kaku saat kita lakukan

Aku tersenyum,
Aku sudah lupa denganmu dan bergerak jauh dan berlainan arah dari dirimu, perempuan berambut panjang, dengan poi hampir menutupi mata, gelang hitam, cincin dijempol, yang kini berubah seiring kau merubah dirimu.

Aku tersenyum,
Aku senang bisa keluar dari satu pikiran itu, pikiran yang selalu berkata
"AKU AKAN PERGI BILA KAU MENCINTAIKU"

Aku tersenyum,
Melihat tahi lalat, di atas bibirmu yg tersenyum...............

Kamar Gelap

Hujan yang masih bersembunyi di balik mendung di luar sana
Matahari yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik
Hari ini begitu dingin, menyelimuti kota ruko dan baligho ini dengan kesejukan

Aku yang masih bersembunyi di balik gelapnya kamar ini
Lampu kamar yang sekali lagi tidak kufungsikan dengan baik
Pikiran yang begitu dingin, menerawang, menembus tembok kamar ini

Aku tersadar aku yang mencari "Kita" hanya berhenti menjadi sebuah Imaji di Kamar Gelap ini.

Pinggir Jalan Malam Hari

Aku berjalan di tengah kota, bukan kotaku tapi malam itu udara di kota itu sangat sejuk. Lampu - lampu jalan panjang seakan tak ada ujungnya.

Aku duduk dipinggiran jalan memesan teh panas di salah satu warung, Kuperhatikan jalan yang tidak terlalu ramai namun juga jauh dari kata sepi, ada seorang pengendara motor dengan sengaja hampir menabrak seseorang, dia berteriak, dia tertawa puas.

Kulihat seorang yang tadi hampir ditabrak, berteriak manja, bibirnya cemberut, sesekali mengumpat, sembari memperbaiki pakaian malamnya, jari jemari lentiknya merapihkan rambut panjangnya.

Pengendara itu dinasehati oleh orang - orang di sekitarnya, dia tak peduli, dia tertawa lagi dan pergi berlalu.

Orang yang hampir ditabrak tadi masih sendiri termenung dipinggir jalan itu.
Masih sendiri tersisihkan dari kumpulan orang - orang yang menertawakannya.
Masih sendiri tersisihkan dari kumpulan orang - orang yang sama sekali tak peduli.
Masih sendiri tersisihkan dari kumpulan orang - orang yg peduli tapi gengsi.

Yah Orang itu masih sendiri, dengan pakaian malamnya yg telah rapi kembali, rambutnya yang kembali tertata anggun, dan senyumnya yg kembali dia berikan, dan berpura - pura kalau tidak pernah terjadi apa - apa dalam hidupnya beberapa waktu yg lalu

Yah orang itu masih sendiri, berdiri, menunggu laki - laki yang ingin menikmati jasa dari seorang Banci.