Senin, 28 November 2011

WHAT IF

Early Morning, inside my house, front of virtual box, talking with the virtual people. behind me maybe there is ghost.
Early Morning, outside my house, high above the star are run cause the rain is come. down below the land getting wet.

I feel Alone, but i know that i not alone in this room
I'm to busy with this fuckin Virtual box, to busy to understand everything
Until this Virtual box play one song.

#NOW HEAR : COLDPLAY - WHAT IF

I try to understand the lyrics
Repeat the song
Stil try to Understand
This song, is haunted me all that night, straight into my head, play with my mind...

WHAT IF?? WHAT IF?? is around me.......

I got two little point from this song, but this is just an opinion maybe this wrong or i just be to serious..

This song  is just like words to dear person who is kind of lost and scared. And by being a good friend you do not wish to cause more trouble or make him/her feel worse. So you ask him/her too decide because you wish to help. Even if it means leaving him/her.
Sometimes you just cant be so close as you want...

This song is about fear. When someone means so much to you that you get scared. Having something that is important to you means you have the risk of losing it. It makes me worry that maybe some day, she'll leave me... and that I'll realize I had it all wrong. That I was the only one in love.

Yeah.....
So Here I am, In front of virtual box, and behind me maybe there is ghost....
So Here I am, Still inside my house, with the rain outside there......
So Here I am, Still with many WHAT IF inside my Head.....
So Here I am, Feell scared with two word "WHAT IF" more than Ghost behind me....
WHAT IF syalalalalala

Nb : SORRY FOR MY BAD...BADLY GRAMMAR... -.-" \/ (lagi mau nulis pakae Bahasa inggris)

Jumat, 11 November 2011

DRAWING A SMILE :)

Hari yang penuh galau di kampus yang sedang diselimuti kelabu.......
Wajah murung terlintas jelas di depan mataku, air mata beberapa orang membuat ku merasa hari ini di setting ulang.......

Aku,dia dan mereka masuk mengikutu kuliah, tak ada senyum ku dapat, semua hampa,,,,,
Aku berpikir
"Kalau aku tak bisa mendapatkan senyum ataupun melihat senyum hari ini, mengapa aku tak menggambarnya?"

Kugambar di atas secarik kertas yang harusnya menjadi tempatku menumpahkan tinta dalam bentuk tulisan tentang materi perkuliahan, tapi aku sangat membutuhkan senyum.


Drawing A Smile :)



















"dia suka senyum, dia bisa membuatku senyum, senyum adalah hal yang paling aku sukai, dia senyum aku suka dia. " 

"aku tak peduli siapapun dirimu dulu, bukan itu alasanku untuk tdk melihatmu tersenyum hari ini" 

"tersenyumlah walau hati terasa pahit"

"senyum adalah garis melengkung yang bisa meluruskan semua hal"

COLDPLAY - THE SCIENTIST

Yah beberapa orang menedengarkan lagu yang sangat mewakili perasaan dirinya,,,
Lagu ini buat kode yang membungkus diriku dari awal bertemu hingga proses yang belum menemukan akhir



COLDPLAY - THE SCIENTIST

Come up to meet you, tell you I'm sorry
You don't know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I set you apart

Tell me your secrets and ask me your questions
Oh, let's go back to the start
Running in circles, coming up tails
Heads on a science apart

Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start

I was just guessing at numbers and figures
Pulling the puzzles apart
Questions of science, science and progress
Do not speak as loud as my heart

But tell me you love me, come back and haunt me
Oh and I rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are

Nobody said it was easy
Oh, it's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be so hard
I'm going back to the start

Oh ooh, ooh ooh ooh ooh
Ah ooh, ooh ooh ooh ooh
Oh ooh, ooh ooh ooh ooh
Oh ooh, ooh ooh ooh ooh

NOTE

Malam sedang berada di tengah, pagi masih enggan terpengaruh, aku masih terjebak diantara malam dan pagi...........

Seperti orang-orang kebanyakan yang mengalamai insomnia, aku hanya berkutat dengan pikiran yang menerawang, biasanya tak jauh-jauh dari romantisme, masalah, keinginan dan masih banyak lagi. Aku masih merebahkan badanku, tubuhku lelah,  tapi mata enggan terpejam, kulihat langit-langit, dinding ruangan ini semua gelap, yah lampunya memang sengaja kupadamkan.
Aku disapa, bukan oleh kantuk yang kuharapkan, tetapi rasa bosan yang tak terelakkan, aku keluar dari kamar gelap ini, duduk di sebuah kursi, menghadap ke sebuah kotak maya. Malam begitu tenang, hingga dinginpun tersa sangat menusuk tubuh, di luar gerimis turun menyapa bumi, suara titik air, berteman suara sepi yang jarang kita temukan bila pagi dan suasana ramai.

Hujan makin deras, menambah hawa kemisteriusan yang tak mistis di rumah ini. Mata nyataku masih menghadap dunia maya, Jari jemariku masih beradu mesra dengan jejeran huruf di keyboard dan mouse. Melihat apa yang terjadi di dunia nyata dan bagaimana maya mempersepsikannya. Aku melihat jejaring sosial maya, beberapa hal menarik dan banyak hal yang kurang menarik.

Hingga aku melihat salah satu teman di jejeraing sosial itu menulis sebuah Note, dia menuliskan ttg cinta yah mungkin itulah yg betul-betul sedang dia pedulikan dalam hidupnya, aku mengamati, perempuan ini punya bnyak Note, isinya menarik, kebanyakan cinta, mulai dari cinta dalam hujan sampai cinta di tengah terik.
 Aku penasaran apakah orang-orang lain juga menulis Note? ternyata ia, aku mengamati dan membaca note2 dari beberapa orang, aku pindah dari satu note ke note yang lain. Banyak tentang cinta, banyak tentang agama, banyak tentang sosial, dan sebagainya.

Terbawa suasana aku lupa apakah aku juga pernah menulis note? aku mengeceknya dan kutemukan beberapa note....

Pertama judulnya CINTA JAGUNG CINTA UNTUK SELAMANYA
aku ingat note ini kutulis untuk dua sahabatku di SMA, saat itu mereka baru menjalin kasih tapi harus terpisah oleh jarak, si perempuan memilih kuliah di luar sulawesi. Entah bagaimana kisah mereka aku tak tahu...


Kedua judulnya 22 Soalan Pendeta kepada Pemuda Muslim dibalas dengan 1 soalan
aku juga ingat ini, masih sama dengan note sebelumnya, aku menulisnya saat SMA sebenarnya ini sebuah repost, aku punya teman yang sangat taat beragama, dia punya banyak link ke website2 yang berbau agama, aku kadang membacanya kadang tidak, namun yg satu ini menarik, yah aku menulisnya.

Ketiga judulnya 42 HAL YANG TIDAK DIKETAHUI ANAK TENTANG AYAHNYA.......
Yah ini juga sebuah repost, saat saya menulis ini saya telah mendengar banyak keluh kesah seseorang ttg ayahnya, bahkan sampai membenci ayahnya, jujur aku juga sering mengeluh ttg ayahku tapi untuk membencinya aku pasti tak bisa, yah kalau menurutku memang ayah tak ada yang sempurna tapi dia mencintai kita setiap saat itu pasti.

Keempat judulnya PARAMORE - DECODE
yang ini adalah sebuah judul lagu dari band Paramore, yang judulnya Decode yang artinya membaca sandi atau kode, yah kenapa aku merasa penting untuk menulis lirik ini, biarlah aku yang menyimpannya sendiri.

Malam makin gelap, ternyata waktu sdh pagi namun matahari saja belum menyapa, yah aku masih terjebak diantara malam dan pagi...........
Aku masih melihat layar maya, ada sesuatu yang menarik rasa ingin tahuku........
Masih kupandang layar maya, ada sesuatu yang memaksaku menarik kembali memori......
Aku bingung ada note yang berjudul aneh, aku bahkan tak ingat kapan aku menulisnya...

Judulnya

^_^

Tinggal Kenangan

Malam yg begitu sepi
sunyi senyap tnpa penghuni
tanpa bintang tanpa bulan
semua tak menampakkan wujud nya

Aku duduk tersudut meratapi kisah cinta yang begitu pahit
kisah cinta yang hanya tinggal kenangan
kenangan yang sangat indah
kenangan antara dia dan aku

Ku sayang dia
ku cinta dia
ku rindu dia

Kau pergi tinggal kan smua rasa itu
kau pergi tinggal luka di hati ku
pergi jauh dan tak kan pernah kembali
tanpa perdulikan yang slalu merindukan mu

Akan kah rasa ini ku buang jauh
akan kah kenangan itu dapat mengobati ku
mengobati smua perih karena ku merindukan mu

Aku tak mengerti dengan smua ini
aku tak tau apa yg sudah terjadi
yang aku tau........


Yah note ini menambah kemesteriusan kali ini sedikit dengan mistis. Ad note yang muncul tanpa aku menulisnya. Siapakah yang menulisnya? mengapa isinya tentang Rindu? Mengapa puisi itu tak selesai, entahlah.......

"KADANG APA YANG SAYA TULIS ADALAH BENAR TENTANG SAYA DAN BENAR TENTANG KAU, KALIAN MEREKA" Muhammad Aswan Pratama


"KADANG YANG SAYA TULIS BELUM TENTU TENTANG SAYA, KAU DAN MEREKA" Muhammad Aswan Pratama

"KADANG YANG TERTULIS TENTANG SAYA, KAU DAN MEREKA BUKAN AKU  YANG MENULISNYA" Muhammad Aswan Pratama

Sabtu, 22 Oktober 2011

22 oktober 2011

Pukul 00:00 WITA, 22 okt 2011....

Hari telah berganti, dari hari jum'at terik ke sabtu yang sedikit sejuk, tapi masih ada kesamaan dalam pergantian hari itu, langit masih berlukiskan gelap.
Hari ini salah satu sahabatku, AMALIA dari begitu banyak AMALIA yang saya kenal berulang tahun.

SELAMAT ULANG TAHUN AMALIA ZUL HILMI..............

HADIAH YANG BISA SAYA KASIH BUAT AME -,-  (NDA MODAL)
CANDA TAWA DI DUNIA MAYA MULAI........
Jam, menit, detik pun makin beranjak dari pukul 00:00......
Aku masih di depan kotak maya, menghadap dunia sosial maya,,,,,, bercengkrama dengan beberapa orang yang tersebar di mana-mana namun punya persamaan, mereka berada di depan sebuah kotak maya menghadap dunia sosial maya.

SELAMAT DATANG HUJAN............!

SssssshhhhDrssssshhhhhh
Kira-kira seperti itulah suaranya, hujan datang menyapaku, aku sangat gembira, aku merindukan hujan, lama aku tak bercengkrama dengan hujan, aku rindu baunya, udaranya, dan kenangan yang dia bawa.

Haah udara makin sejuk, melewati pagi dini hari yang dingin sendiri tapi tak benar-benar sepi. Obrolan di dunia sosial maya pun tak jauh-jauh pembahasan tentang hujan.
 Aku terlarut dalam obrolan dalam dunia sosial maya, tak sadar hujan telah pergi meninggalkanku ke tempat yang dia mau,, aku belum puas mengingat kenangan beberapa tahun yg lalu yang di bawa oleh hujan, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa hujan bukan milikku.

Aku mulai dicumbu kantuk, aku memisahkan diri dari orang-orang yang mengobrol, bercanda, bersamaku tadi. Aku keluar dari dunia maya, menuju dunioa nyata yang masih gelap dan sejuk.

Hari itu masih dini hari di tanggal 22 Oktober 2011........

Aku berdoa, untuk apa yang benar-benar aku pedulikan saja toh aku bukan seorang Miss Universe ataupun sekjen PBB
Ada beberapa hal(doa) yang aku kirimkan kepada Tuhan,bagaimana caranya aku mengirimnya tak usahlah dipertanyakan toh kita punya cara-cara masing-masing berkomunikasi dengan Tuhan

Pertama
Aku ingin keluargaku baik-baik saja.

Kedua
Aku ingin canda tawa kehangatan dengan orang2 di dunia manapun akan tetap terjalin dengan baik.

Ketiga
Berikan yang terbaik untuk sahabatku Amalia Zul Hilmi di hari ulang tahunnya ini

Keempat
Aku ingin hujan berikutnya lebih lama, lebih berwarna, dan lebih baik dari hujan hari ini :P

Kelima
Kalau Tuhan berkenan apa yang digadang-gadangkan oleh Miss Universe ataupun sekjen Pbb berkaitan perdamaian, tolong lah dikabulkan :D

Amiiin....


Jumat, 21 Oktober 2011

PUISI HUJAN

HUJAN TELAH MELINTASIKU MENYAPAKU DENGAN DERAS

AKU TERSENYUM

SEJENAK AKU MELEPAS RINDU DENGAN HUJAN YANG TELAH LAMA TAK MENYAPA

BAUNYA, SUARANYA, KENANAGAN2 YANG DIBAWANYA

SAYANG HUJAN BEGITU CEPAT BERLALU

MENUJU KE TEMPAT LAIN YANG DIA MAU

UNTUK ORANG2 DI SANA TOLONG TITPKAN SALAMKU PADA HUJAN

PADA ORANG YANG TADI MELAKUKAN TARIAN HUJAN

TOLONG LAKUKAN LAGI......

Selasa, 27 September 2011

BUNYI

Hari yang biasa, di kampus yang katanya luar biasa, saat itu aku sedang memulai semester pertamaku di sini. 


Aku menuju ke sebuah ruangan, ruangan yang sepi, tak berisi, aku penghuni pertama ruangan itu, aku duduk di salah satu kursi, menunggu, tak lama aku disapa rasa bosan. Aku mengambil telepon genggamku, aku memutar musik, hanyut dalam imajinasi. Tempat ini benar-benar sepi, bahkan sepi meninggalkanku sendiri, semua itu berubah hingga beberapa orang masuk.


Mereka memecah sepi, menggantinya dengan suasana riuh, yah ini mulai sedikit menyenangkan, lalu beberapa orang datang lagi mereka mengganti riuh tadi dengan suasana bisisng, yah tak apalah mereka tersenyum saat melakukan itu, senyum adalah hal yang paling aku sukai, mereka senyum aku suka mereka.


Aku mengamati terlihat beberapa yang mengobrol menciptakan bermacam-macam percakapan yang seakan-akan memantul dari tiap sudut ruangan, bermacam-macam kisah menari dari kenyataan ataupun kebohongan hidup mereka.  Terlihat juga beberapa yang menatap sekotak maya entah mereka menulis apa dibarisan huruf-huruf itu, ada juga yang sibuk dengan telepon genggam mereka yang katanya pintar yah semoga temanku lebih pintar dari tElepon genggam mereka sendiri, dan  ada juga yang hanya diam sambil mendengarkan musik. 


Aku masih mengamati mereka, riuh masih enggan beranjak hingga satu sosok orang paruh baya masuk ke ruangan, kemudian hening. Yah dia adalah dosen yang akan mengajar kami hari itu, kami siap menerima apapun perkataannya. Aku mengamati lagi, dosen sibuk menjelaskan,  teman-temanku yang memakai kotak maya sibuk mengutak atik barisan huruf-huruf itu, yang serius ingin tahu memperhatikan penjelasan, yang cari muka pura-pura memperhatikan, yang dengan telepon genggam pintar masih adu pintar dengan telepon genggam mereka, yang diserang kantuk tertidur, yang bosan mengisis rasa bosan mereka dengan mencoret secarik kertas, melakukan sesuatu ke rambutnya, memasukkan jari telunjuk ke hidungnya. 

Aku terus mengamati hingga ada suara yang menyadarkan aku dari dunia semi-mayaku.


Bunyinya terdengar sangat jelas. Aku mengamati sekeliling, semua normal-normal saja, mereka tak mendengar bunyi itu!


“Hah? Suara apa itu ? Hei benak kau mendengarnya?” aku bertanya kepada benakku


“Ia, tapi entah itu suara apa”  benakku menjawab
 

Yah aku memang suka berbicara dengan benakku


Aku berpikir, suara apa itu, aku mencari dari mana asal suara itu, aku mengamati lagi sekeliling, mereka benar-benar tak mendengar bunyi itu, hingga aku menoleh ke belakangku, ku lihat salah satu temanku, seorang perempuan, berambut pendek, mata tegas, memakai baju kaos, celana jeans, tapi aku tak tahu namanya  karena ini semester pertamaku, aku belum mengenal baik semua teman-temanku.

Aku menatapnya, dia tahu aku menatapnya, tapi entah kenapa setelah beberapa lama baru dia menatapku kembali, yah mungkin dia takut melihatku, atau merasa aneh, tapi aku maklum untuk ukuran mahasiswa baru mungkin rupaku lebih terlihat seperti makhluk rekayasa genetika negeri adidaya yang biasa digambarkan dalam film.


Kami saling menatap, aku tahu dia menyimpan sesuatu


Aku bertanya padanya “Kamu yang melantunkan bunyi itu?”


“Haah?hehehe iya” dia jujur sejujur senyumanya


“ssst” dia mengisyaratkan aku untuk merahasiakannya dari yang lain


Aku tertawa, perempuan ini lucu, selucu bunyi itu, aku mengerti isyarat yang dia tunjukkan, semua pun berlalu.
Waktu pun makin berlalu sejak kejadian itu, aku belum melupakan bunyi itu, bunyi yang lucu, dari perempuan yang menyenangkan .


Waktu pun makin berlalu sejak kejadian itu, perempuan itu menjadi perempuan dengan begitu banyak pertanyaan, perempuan itu menjadi perempuan dengan begitu banyak ungkapan emosi, perempuan itu menjadi perempuan dengan begitu banyak sesuatu.


Tapi yang terpenting dari semua itu, dia suka senyum, dia bisa membuatku senyum, senyum adalah hal yang paling aku sukai, dia senyum aku suka dia. 
Yah si PEREMPUAN BUNYI YANG MENYENANGKAN.:D


Selasa, 20 September 2011

PULANG

Beradaptasi lagi, dengan keadaan tempat ini. Aku menerawang, kali ini lebih hebat dari biasanya, tempat ini sangat sepi, aku lupa bahwa aku telah kembali ke KAMAR GELAPku sendiri.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, masih jelas terdengar suara bising kendaraan lalu lalang di jalanan tepat di hadapan tempat ini, masih terdengar suara orang-orang dengan kesenangan mereka, masih terdengar suara aneh di tengah malam entah suara makhluk halus ataupun suara makhluk hidup yang bercengkrama dengan halus aku tak terlalu peduli.

Lantas dengan begitu banyak suara, mengapa tempat ini terasa sepi? Bahkan dari sepi yang sangat banyak diberikan oleh tempat ini aku bisa diam dalam tenang untuk mengetahui ternyata di dunia ini banyak suara-suara lain yang tak akan kita jumpai dalam ramai.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, aku melihat Ayahku yang pandai menutupi emosi yang dia rasakan, Ibuku yang mempunyai emosi yang mudah berubah, dan ketiga adikku dengan emosi anak-anak kebanyakan. Yaah rumah ini penuh emosi.
Lantas dengan begitu banyak jiwa dan emosi, mengapa tempat ini terasa sepi? Bahkan dari sepi yang sangat banyak ditawarkan oleh tempat ini, aku bisa sangat merasakan kerinduan kepada keluargaku bahkan saat aku berada di bawah atap yang sama, hahaha ironi.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, aku belum sepenuhnya melepas semua rindu ke keluargaku. Saat pagi kami disapa dengan kesibukan masing-masing, ayah, ibuku bekerja, adik-adikku bersekolh, aku pergi mencari tawa. Saat malam menjelang, mereka atau aku yang baru pulang, hingga aku atau mereka tak dapat menyapa satu sama lain karena dikalahkan letih dan lelah. Itu terjadi berulang di keesokan pagi.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, aku lebih sering mengurung diri di KAMAR GELAPku, memandang tembok putih, berteman dengan teman-teman masa lalu yang mati tapi masih bisa ku ajak berimajinasi, kumpulan buku bergambar yang sekarang terasa sangat hambar. Kumpulan coretan di dinding yang kini telah diputihkan kembali, dan yaah sekali lagi aku berteman sepi.

Aku coba meninggalkan sepi, aku keluar dari tempat ini, menyusuri jalan penuh kenangan menuju ke tempatku membangun kenangan baru, aku berharap tak ada sepi di sana. DI sana aku bertemu banyak tawa, canda, lelucon, dan sebagainya. Kulupakan sejenak sepi ku, hingga batas waktuku di tempat ini, walaupun tempat ini tak memberi batas waktu kepadaku, sekali lagi aku ingin kembali ke tempat itu walaupun aku tahu akan melihat sepi lagi. Sekali lagi aku ingin kembali mencoba keberuntungan mungkin aku akan mendapat kesempatan sedikit bercengkrama dengan keluargaku.

Yah akhirnya aku memantapkan langkahku aku akan kembali, tidak lebih tepatnya aku akan PULANG, ke tempat sepi, tidak lebih tepatnya ke RUMAH.

Kamis, 01 September 2011

MELISA

AWAL…….

Aku dan teman-teman lainnya sedang  mengikuti sebuah proses penerimaan, dalam  salah satu sesi games, aku dan teman-teman lainya diharuskan mengenal dan memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang orang di sebelah kita dalam jangka waktu lima menit. Di sanalah aku pertama kali melihat dia, secara jelas. Perempuan dengan Rambut panjang yang terikat, kulit putih, senyum manis, dan aksen yang unik. Aku kagum, aku masih ingin diam dan menatapnya lebih lama lagi, tapi semua ini harus diselesaikan dalam lima menit. Dia kuberi kesempatan untuk bertanya lebih dulu

Pertanyaan pertama darinya “Namamu  siapa??”

“Pratama” Aku menjawab dalam keadaan masih melihatnya

Pertanyaan selanjutnya “Tempat dan tanggal lahir kamu lahir?”

“09 Mei 1992” Aku menjawab  dalam keadaan masih melihatnya

Setelah beberapa pertanyaan umum lainnnya dia tiba di suatu pertanyaan, dengan aksen khasnya dia bertanya “Kalau hobi kamu apa?

Dengan sok keren dan tentunya masih melihat dia aku menjawab “Eeh aku hobi menggambar, menulis, dan mempraktekkan tanda-tanda kehidupan”

“Oke” katanya setelah dia merasa cukup, padahal aku belum menjelaskan kepada dia bahwa aku punya hobi baru “AKU HOBI MELIHATMU”

Hah sudahlah terlalu lama aku menerawang nanti aku juga yang susah, waktu terus berjalan, tiba giliranku yang bertanya

“Siapa namamu?” Aku bertanya

“Melisa” jawabnya, tak lama hatiku ikut bicara “yeah aku tahu namanya!” untung dia tak bisa mendengarnya 

“Asal kamu dari mana?” Aku melanjutkan pertanyaanku

“Jayapura”  Dia menjawab, sekali lagi hatiku ikut berbicara “Oooh dia dari jayapura pantas aksennya unik” setelah itu aku melanjutkan dengan beberapa pertanyaan umum lainnya.

Waktu habis, lima menit berharga telah habis, beberapa orang di belakang masih gaduh, sedangkan aku tenang-tenang saja target dari games ini telah tercapai, dan yang paling penting aku mendapatkan info tentang Melisa. Walau begitu hatiku kembali bicara padaku “Hei pratama Cinta jatuh lagi”. “haaaah dasar cinta, tanya cinta lain kali hati-hati”


PROSES……

Dalam suatu ruangan aku bersama teman-teman lainnya menjalani proses perkuliahan, kami menunggu pengajar yang belum datang, suasana gaduh, saat itu kami berstatus mahasiswa baru, yah seperti biasa bermacam-macam hal yang dilakukan oleh mahasiswa baru pada umumnya, mulai dari berkenalan, basa basi, membentuk sebuah citra, ada beberapa yang unjuk kelebihan, ada beberapa yang sibuk berbohong menutupi kekurangannya.

Saat yang lain sibuk dengan semua hal tadi, aku melakukan hal berbeda, aku memilih duduk di barisan paling belakang, di sini viewnya lebih luas, dan yang paling penting aku bisa melihat Melisa lebih jelas, walau hanya tampak rambut panjangnya yang terikat. Aku mengamatinya, terus menerus, “Dia berbeda!” kata hatiku tiba-tiba bicara. Kali ini aku setuju, dia sosok perempuan yang berbeda. Aku membandingkannya dengan teman-teman perempuan yang lainnya. Aku mendapatkan bukti bahwa dia sedikit berbeda. Saat perempuan lain sibuk tertawa dengan menurutku cara tertawa mereka sedikit aneh, dia hanya duduk diam. Saat perempuan yang lain sibuk mendengarkan ocehan dari perempuan lainnya, dia sibuk mendengarkan music. Aku sempat mengira dia anti social, ternyata tidak dia juga bercengkrama dengan teman-teman lain.
Aku masih serius mengamatinya, tapi di tengah-tengah itu aku menyempatkan melihat teman-teman lainnya. Ah tak terlalu menarik, semuanya normal-normal saja. Aku kembali focus ke Melisa, dia masih di tempatnya, sesekali menoleh ke arah lain, sesekali menyapa yang lain, sesekali mulutnya bergerak seperti  berbicara sendiri, apakah hatinya juga sedang berbicara? Entahlah coba kita Tanya pada waktu itu pun kalau kau sabar menunggunya bicara.

BUKAN LAGI AWAL, TAPI MASIH PROSES YANG BELUM MENEMUKAN AKHIR……

Yah kurang lebih setahun sudah berlalu, aku masih sering mengamatinya, tapi kini beda aku mulai memberanikan diri mengobrol  dengannya. Basa basi terjadi,  hanya sedikit cerita memang tapi begitu banyak kepuasan yang ku dapat. Yah…  perasaanku kepada dia bisa dibilang aku terluka padahal yang jatuh adalah Cinta. Walaupun mungkin dia hanya menganggap ini sebatas batasan batas.

Sekarang kami mulai sibuk dengan urusan masing-masing, walau satu tempat belajar, kami mempunyai kebiasaan berbeda, aku suka menghabiskan waktu di kampus usai kuliah, dia lebih memilih pulang setelah kuliah, aku sering di dunia maya, dia entah berada di dunianya yang mana, aku aktif di beberapa kegiatan di kampus, dia aktif menjalani kehidupannya di luar sana.

Yah kami sangat jarang bertemu, aku rindu itu jelas, tapi aku bisa paa itu tak pernah jelas.
Bagaimana akhirnya? Entahlah coba kita Tanya pada waktu itupun kalau kalian sabar menunggunya bicara.



PEREMPUAN PENDIAM
DIA DUDUK
DI SALAH SATU SUDUT
MENGABAIKAN DUNIA DALAM DIAMNYA
AKU DUDUK
DI SALAH SATU SUDUT
MENGABAIKAN DUNIA DALAM KEKAGUMANKU

BEDA
PEREMPUAN DIRIMU
LAKI – LAKI DIRIKU
KITA BEDA
AKU JATUH DI DEKATMU
KAU TERUS BERJALAN JAUH SANGAT JAUH
KITA BEDA
KAU PUNYA RASA
AKU PUNYA RASA
HAAH? KITA SAMA?
RASAMU TERSALIB
RASAKU TERBANG JAUH KE BULAN BINTANG
TERNYATA TAK SESAMA YANG DIHARAPKAN
KITA TETAP BERBEDA……..

Jumat, 26 Agustus 2011

Perempuan Pengantar Memori Inspired by : Isma Ariyani


Hari yang terik di kampus yang penuh intrik...
Aku duduk di salah satu sudut, melepas penat sembari menunggu dalam sepi, hari itu aku mendapat panggilan untuk membantu dalam rapat persiapan sebuah kegiatan, entah, aku yang datang terlalu cepat, mereka datang terlambat, atau waktu yang sedang melarat, yang memanggilpun belum terlihat. Aku duduk sendiri. Melihat langit, awan bergerak bersama tapi mereka terpisah oleh jarak,                                      
haah bahkan awan menggambarkan betapa rusaknya kebersamaan di dunia ini.

Aku menghayal dalam terik, menghyalkan di sini ada sebuah bunyi serangga musim panas yang biasa berbunyi  menenangkan jiwa seperti di film, tapi sayang aku terlalu jauh berharap, di sini jarang serangga seperti itu, yang ada hanya nyamuk yang kini imagenya bukan hanya makhluk malam tapi berkembang sebagai indikator betapa miskinnya suatu negara                                                                                           
Haah bahkan alam tahu betapa miskinnya Ibu pertiwi.

Aku memutar musik, memecah sepi, tapi tidak rasa bosanku.. Berpikir aku untuk pulang tapi terik mengalahkan niatku. Beberapa lama menunggu ada seseorang menyapaku, dia Isma, dia salah satu temanku, seorang perempuan, beralis tebal, mata tegas, senyum jelas, berkumis tipis, dan yang paling penting dia mengenakan penutup aurat yang tidak megurangi sedikitpun kebaikan dari dirinya. Banyak perempuan sekarang yang takut menggunakan benda itu dgn berbagai alasan ada yg belum siap, ada yang takut “pesonanya” berkurang, dan yang paling ironi takut tidak gaul, karena bila tidak gaul dia akan jarang digauli.
Kami berbicara, memecah keadaan, mulai terlihat orang lalu lalang, terlihat beberapa orang yng kami kenal, teman-teman kami yang hanya melewati kami, mungkin mereka punya urusan lain, sampai akhirnya orang yang memanggil kami pun mulai berdatangan tapi mereka juga melewati kami, masih ada yang lain di pikiran mereka. Yah tertunda lagi seperti biasanya.

Terik belum lelah, kami yang lelah, aku ingin terlelap, Isma masih sigap menunggu siapa tahu kegiatan ini selesai ditunda. Aku tak tahan lagi, aku merebahkan tubuh, aku mengambil tas untuk sekedar menyandarkan kepalaku, tapi masih belum terasa nyaman, aku harus membuat diriku nyaman. Kalau tidak aku tidak akan merasa seperti di rumah, yaah orang-orang itu selalu mengharapkan kami anggap tempat ini seperti rumah sendiri. Aku meminjam tas Isma untuk menumpuknya di atas tasku agar sandaran untuk kepalaku tambah nyaman lagi. Untung dia sudi meminjamkannya. Aku mengambilnya, menaruhnya di atas tasku, menepuknya sedikit, yah aku mulai merasa di rumah, tapi belum sempat aku menyandarkan kepalaku, 

Isma berteriak “Tunggu...!”.
Haah? Aku bingung dia berubah pikiran? Di saat terakhir dia berubah pikiran? Mengapa tak dari awal saja dia tidak meminjamkannya? 

Aku bertanya “Kenapa Isma??”, 

Isma menjawab“Ada AL-QUR’AN di alam tas itu, biarkan aku mengambilnya dulu baru pakailah tasku sesukamu” 

Aku terkejut entah kenapa “haah? Ia.. silahkan”

Dia pun mengambil benda tersebut, aku pun merebahkan tubuhku, haah nyaman, ku pasang sesuatu ke telingaku,  aku mendengarkan musik. Aku tipe orang yang sangat suka musik, suka menikmatinya, hingga kadang bisa terbawa suasana, yaah memang sangat kontras dengan wajahku yang sangar ini. Di tengah-tengah kenikmatan salah satu lagu, ada sayup-sayup terdengar suara, aku mengecilkan suara musik, sekarang  musik hilang tanpa suara. Aku mencerna lebih dalam,

“ wah itu suara Isma”.
Benakku berbicara padaku entah mengapa kalau orang yang berbicara kadang aku tak memahaminya, tapi beda dengan benakku aku bisa mengerti walau dia tidak bersuara

Suaranya masuk ke dalam pikiranku memecah memori yang hampir terlupakan. Suaranya membawaku menerawang, aku makin menikmatinya, suaranya mengalahkan kemerduan biduan manapun. Suaranya merdu ...!!

Aku melihatnya sejenak dia tidak sedang bernyanyi, dia membaca AL-QUR’AN itu......
Teringat aku pada aku yang dahulu, walau orang tua kebanyakan manusia 19 tahun belum punya masa lalu, enak saja!!! Dulu aku pernah seperti itu bahagia membaca ayat itu, sampai menghatamkannya, tapi bukan itu yg aku pedulikan. Dulu aku dibesarkan di rumah seseorang yang lama tak aku kunjungi mereka orang tua ibuku, yah nenek dan kakekku yg aku panggil ibu aji dan bapak aji, sering aku dibacakan ayat AL-QUR’AN hingga aku terlelap, biasanya setelah ibu sholat dia memanggilku

Ibu berkata “Aan sini nak, ibu tiup-tiup dulu”

Yah aneh kedengarannya, tiup-tiup?? Haah!! Lelucon apa ini??, tapi aku yang dulu menerimanya dengan sangat senang, saat itu ibu aji membaca sebuah ayat, mengamininya dan meniupkannya ke kepalaku

Aku yang dulu bertanya “kenapa saya harus ditiup-tiup ibu??”
Ibu menjawab dengan senyum menenangkannya “Supaya aan kelak tumbuh menjadi orang baik seperti doa ibu...”

Huaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!Mengingat memory itu lagi...... Ingin rasanya aku menangis, tapi kata orang tuaku aku sudaah terlalu besar untuk menangis, aku sedih dalam hati.

MAAF IBU AKU MUNGKIN TUMBUH JAUH DAN TIDAK SEBAIK DOA MU
MAAF IBU AKU JARANG MENEMUIMU
MAAF IBU, MAAF...!!
HAAAAH!!! AKU YANG TERLALU SOMBONG BERJALAN MENYONSONG KEDEWASAAN..!!!

Isma masih terus mengaji.........
Aku masih introspeksi diri..........

PEREMPUAN DAN AYAT TUHAN
KU TEMUI PEREMPUAN
MEMBACA AYAT TUHAN
MERDU, MERASUK MENENANGKAN JIWA
KU DAPATI DIRIKU
JAUH DARI TUHAN
SOMBONG, MENUSUK KETENANGAN JIWA