Jumat, 18 Desember 2015

DESEMBER TERLALU DINGIN

Desember, Aku membohongi diriku
Desember, Aku berpura-pura kuat
Desember, Aku lemah
Desember, Aku tersudut
Desember, Aku kalah telak
Desember terlalu dingin.

ORIGAMI

Berkeliling di dunia maya
Yang sudah mendekati realitas nyata
Banyak hal disediakan
Lalu muncul postingan "bermacam-macam bentuk origami"

Ah, jadi rindu perempuan baik yang memberiku
Origami Rubah yang tersenyum

TEKA - TEKI

Aku suka kesempurnaan Islam
Aku suka kisah cinta Kristen
Aku suka ketenangan Budha
Aku suka sifat penyayang Hindu

Aku, agama apa?

PEREMPUAN TAK HARUS MINTA KESETARAAN

Perempuan tak harus meminta kesetaraan
Tuhan sudah memuliakannya
Apalagi saat jadi Ibu

Laki-laki memipin negara dan keluarga
Ibu memimpin masa depan dunia

Tuhan membagi seperdua ke Maha-anNya
Ibu bisa membuat sakitmu berangsur mereda dengan usapannya

Tuhan terkoneksi dengannya,
Amarah Ibu, Murka Tuhan, Kebahagiaan Ibu, Restu Tuhan

Oh ia, Surga saja dititipkan di bawah kakinya

TIPS MENGURANGI BERAT BADAN

Aku membaca tips mengurangi berat badan
Rumit tapi bukan hal mustahil
Hingga sampai ke bagian
"Tidur cukup, kurang lebih 8-9 jam, kurangi begadang sampai subuh"
Di sana aku resah

Bagaimana bisa,
Aku meninggalkan zona waktu yang entah bagaimana aku justru merasa benar-benar hidup?

Sabtu, 24 Oktober 2015

Rindu Di Batas Langit

Aku berdiri di teras rumah
Menyambut pagi yang akhir-akhir ini jarang kutemui
Pagi selalu sama, menyenangkan hati
Dan
Kali ini dia membawa mendung bersamanya
Aku tersenyum melihat awan hitam di atas sana
Di batas langit
Di balik sana sudah pasti ada Hujan
Yang belum pasti akankah dia turun
Membawa sejuk
Membasuh debu jalan
Memeluk tanaman
Menghilangkan asap
Memadamkan kebakaran hutan
Meredakan amarah
Dan
Melepas
Rinduku
Rindunya
Rindu mereka
Rindu kita

Kota

Di kota ada pelaku kriminal
Beberapa masih dalam usia muda
Di usia semuda itu mereka sudah tak punya hati
Melukai demi eksistensi kelompok
Di usia semuda itu mereka sudah sakit jiwa
Membunuh demi kepuasan diri
Di usia semuda itu mereka sudah malas
Merampok demi uang untuk sebotol miras
Di usia semuda itu beberapa dari mereka juga mati
Bermandikan darah
Usai dibuai
Kepalan tangan
Sol sepatu
Lemparan batu
Batang kayu
Api membara
Oleh
Beberapa dari kita yang katanya rakyat biasa Korban kriminal
Demi memberi efek jera
Demi menyebarkan teror
Demi melawan balik
Hahahaha
Kita dua pihak yang berbeda
Kita hanya persamaan yang coba saling melenyapkan

Dik,

Aku kembali ke hitam dan putih
Membohongi diri seakan berwarna warni
Dik,
Maukah kau membantuku
Melebur hitam dan putihku
Dengan warnamu
Agar Aku betul-betul berwarna-warni?

Minggu, 06 September 2015

JAKARTA

Paginya ditutupi langit mendung
Tapi bukan awan hujan

Malamnya dihiasi sinar terang
Tapi bukan cahaya bulan dan bintang

Minggu, 16 Agustus 2015

Ayah, tolong berhentilah.

Ayah tolong berhentilah
Memperlihatkan kepadaku betapa sulitnya
Menjadi wartawan

Ayah tolong berhentilah
Menjelaskan tidak sebandingnya dengan profesi lain
Pendapatan wartawan

Ayah tolong berhentilah
Menceritakan kau bertemu banyak tokoh tapi di sisi lain mengorbankan waktu untuk keluarga, itu adalah resiko
Menjadi keluarga wartawan

Ayah tolong berhentilah
Atau
Aku akan berjalan, di jalan yang ada telapak kakimu
Mengikutimu

Sedangkan Ibu berkata
Aku harus mengambil jalan lain

Selasa, 11 Agustus 2015

Trip to Bira (Other Point Of View)

Pure
The Future Are Playing
True Love
Cloudy Morning"s View
Treasure
White things In The Sky
Before Sunset


Jumat, 31 Juli 2015

22 Hours Of Escape

If life offers an opportunity to escape and refresh your mind

Take that opportunity, even if it's only give you 22 hours


Batili, Enrekang, another place that feels like home

Tanah Massarempulu's White Dragon
Sibling, everywhere, there's the introvert ones

Dying but alive

Yeah they're all yellow....... and green
I see sky of blue, stunning cloud.... you know what i'm thinking.
Hyper Realistic Painting of God, enough said

Jumat, 17 Juli 2015

UNTUK ADIK-ADIKKU, KAKAK TIDAK AKAN MINTA MAAF

Adik-adikku tenang ini bukan tulisan sentimentil berisi pesan-pesan terakhir karena Kakak ingin mengakhiri hidup, ini hanya tulisan istimewa untuk kalian.

Kakak mulai pesan untuk Siti Ashalika Zahra Tunisa,
Kakak tidak akan meminta maaf karena telah over protektif, maklum saja kau urutan kedua di bawah Ibu Linda, dalam daftar "perempuan dalam prioritas" yang kakak buat. Walau kita tidak tinggal serumah tapi yakinlah mata-mata Kakak banyak untuk mengawasimu

Kakak tidak akan meminta maaf tentang amarah saat mendengar laporan tentang sikap kurang baikmu di sekolah ataupun di rumah, yang biasa Ibu dan Ayah sampaikan, karena percayalah Kakak telah melihat cukup banyak dan ada dua akhir bagi perempuan yang bersikap kurang baik, hancur lebur dan berubah, kakak hanya ingin melihatmu berubah, bukan secara instan tapi setidaknya lebih cepat, karena di zaman serba instan ini, sedikit saja keterlambatan kita bisa hancur lebur.

Kakak akan terus mengamati perjalanan pertemananmu, semoga kau tidak terjebak dalam lingkaran pertemanan yang dibangun lebih berdasar kepada "kesamaan kesanggupan materi" dibandingkan "kesamaan rasa", karena percayalah Kakak pernah masuk dalam lingkaran pertemanan seperti itu bahkan itu terjadi saat Kakak masih SD, Kakak tidak menyarankan pilih-pilih teman, ini lebih ke proses belajar sikap tulus, pemahaman kondisi, dan menjadi manusia yang tahu diri tapi bukan rendah diri.

Kakak akan terus bersikap cuek untuk beberapa rengekanmu, bukannya melarang kau menjadi untuk bermanja-manja, karena Kakak sadar ada waktunya perempuan butuh bermanja-manja dan laki-laki entah itu Ayah, Kakak, Sahabat, atau Kekasih wajib memenuhi keinginannya. Kakak hanya tidak ingin kau dikonsumsi oleh kemanjaan itu dan membuatmu lemah, tahu kenapa? Karena di keluarga kita Perempuannya tangguh-tangguh, mungkin bukan secara fisik namun secara Mental, Tekad dsb. Lihat Ibu kita yang punya asma saja, bisa membuat Ayah yang menurut cerita Oma, dia dulu sering membuat kenakalan di sekolah, membuat keonaran di sekitar rumah, suka balap liar dsb sampai bermanja-bermanja di hadapannya.

Untuk Muh. Asrul Al Ghazali dan Muh. Asril Al Ghifari,
Kakak tidak akan meminta maaf atas tiap cubitan di tiap kenakalan kalian, orang-orang lain mungkin melihatnya berlebihan dan berargumen "tak apalah adikmu anak laki2" tapi mereka bukan orang yang akan mengawasi kalian, mereka menganggap enteng kenakalan karena bukan mereka yang akan menanggung tanggung jawab dari kenakalan kalian, tapi Ibu dan Ayah. Kakak itu penganut "Teman itu membenarkan" apalagi saudara ia kan?

Kakak tidak akan meminta maaf atas peringatan agar kalian tidak lagi bersikap lebih manja daripada Kakak Perempuan kalian, dan suka bersikap kurang ajar kepadanya, karena di masa depan kita bertiga yang akan memukul habis laki-laki yang menyakitinya, bukan malah menyakitinya dan peringatan lainnya agar kalian berhenti memiliki banyak ketakutan, dan berhenti menonton sinetron (Kecuali Preman Pensiun itu Kakak juga suka pemeran perempuannya cantik-cantik).

Kakak tidak akan meminta maaf atas pukulan yang tepat ke muka kalian, itu adalah tanda kenakalan ada batas wajarnya, Kakak pernah nakal saat seusia SMP seperti kalian, entah kenapa mungkin proses puber atau semacamnya, Kakak menjadi sok jago, tidak menghormati orang, suka bicara kasar, menyakiti perempuan yang Kakak cintai di SMP pfffft, dan puncaknya Kakak menyakiti perasaan Ibu dan membuatnya menangis, dan itulah saat Kakak dipukul Ayah keras sekali, di pelipis kanan, sakit tapi ada bagian lain yang lebih sakit saat itu, hati Kakak lebih sakit, pukulan di muka, membawa kembali kesadaran, menyulut penyesalan, menghancurkan ego masa muda hahahaha, dan hati Kakak makin tertusuk penyesalan, karena pada akhirnya Ibu juga yang menenangkan Kakak yang menangis, anak yang membuat hatinya luka.

Setelah semua itu Kakak berjanji kepada diri sendiri untuk berubah belum seutuhnya tapi setidaknya lebih baik, dan berjanji untuk tidak menyakiti perempuan terutama Ibu, tidak berbicara kasar (kecuali yang pantas dan membutuhkan), menghormati semua, berteman dengan siapapun, dan akhirnya menjadi pribadi yang tenang (walau jadinya dinilai terlalu kaku oleh beberapa teman Kakak, tapi setidaknya ini lebih baik daripada sebelumnya)
Jadi cepatlah sadar jangan sampai terlalu banyak pukulan ke wajah kalian hahahaha

Dan terakhir untuk semua, hormati Orang tua kita.
Ibu orang yang sangat tangguh yang sentimentil hatinya hahaha jaga agar hatinya lebih banyak bahagianya daripada sedihnya, kalaupun ada air mata di matamya pastikan itu karena haru kebahagiaan.

Kalau dia berkata dengarkan baik2 karena di dalamnya ada nasihat, harapan, dan restu Tuhan
Kalau dia marah, tenangkan, dan minta maaf (kunci kelancaran hidupmu ada dalam doanya dan moodnya) minimal belikan susu ultra strawberry hahaha

Ayah orang yang tidak setangguh Ibu, tapi lebih tenang dalam pengendalian diri, bisa menyembunyikan emosinya, hormati dia, dia yang mencintai Ibu kita, dia yang banting tulang agar kita senang, melebihi kesenangan pribadinya (sesi nongkrong dan kumpul2 keluarga kita lebih penting daripada sepatu baru untuk dirinya)

Jagalah perasaannya karena dia pemberi restu yang baik saat ibu mungkin menolaknya (Kakak pernah mencintai perempuan dari agama yang berbeda, ibu menolak keras, ayah bilang tidak apa2 itu hidupmu) tapi yah kembali ke point sebelumnya jangan memyakiti perasaan Ibumu hiks hiks hahahahaha

Kalau dia berkata dengarkan dan cerna baik2 karena kadang dia bercanda atau asal bicara hahahha dan kalau dia berjanji percayalah, karena dia Ayah kita, mungkin kadang kalian anggap Ayah banyak berjanji, percayalah dia akan menepatinya. Kalau kalian anggap banyak janji yang tidak Ayah tepati, introspeksi dirilah Adik-adiku, mungkin kalian yang terlalu banyak permintaan baru setelah satu janji ayah tepati, atau jadikanlah itu proses belajar semua tidak semua keinginan kita terwujud sesuai timing yang kita inginkan.
Percayalah karena 23 tahun kakak hidup dia tidak pernah ingkar janji.

Sekian tulisan ini untuk kalian baca kapan-kapan, mau kalian lewatkan juga terserah kalian.

Yang mencintai kalian dengan caranya sendiri,
Kakak Aan Keren.

Jumat, 03 Juli 2015

BERTAPA

Kamar gelap ini tak memiliki jam
Tapi aku tahu pergantian pagi ke malam
Dari sinar matahari yang menyelinap masuk dari celah jendela

Kamar gelap ini tak mempunyai kalender
Walaupun tahu pergantian waktu
Aku buta akan hari dan bulan tiap aku terbangun
Semuanya terasa sama saja
Yang membedakan hanya hujan yang sesekali mampir

Setelah aku keluar, aku baru sadar
Juni sudah pergi tanpa kata
Kota ini sudah bersama Juli

Juli yang rendah hati
Datang tanpa kesan yang berlebihan.

Rabu, 01 Juli 2015

BULAN

Bulan di langit
Dalam fase apapun
Akan selalu indah
Itu karya seni Tuhan

Tapi seperti kebanyakan karya seni
Orang memandang dengan selera yang berbeda-beda.

Senin, 29 Juni 2015

TAWA?

Yang hanya mengenal bahagia
Tidak akan selalu tertawa
Yang juga mengenal luka
Akan selalu tertawa, walau kesedihan adalah akhir adegannya

SEPERTI KEMARIN

Menemukanmu lagi tidaklah sulit
Yang sulit itu adanya kenyataan
Aku akan jatuh cinta seperti kemarin
Dan akhirnya sudah bisa kita tebak

ADA KARENA

Sedih yang berlarut
Amarah yang memuncak
Sakit yang tak kunjung reda
Ada
Karena
Kita memilih menikmatinya

AKU RINDU MASA SD

Aku rindu masa SD ku
Di mana potensi Puisi lebih banyak
Mulai dari Puisi tentang Ibu
Puisi tentang ayah
Puisi tentang agama
Puisi tentang guru
Puisi tentang teman
Puisi tentang Indonesia
Bahkan Puisi tentang pohon mangga

Minggu, 21 Juni 2015

MOCKINGBIRD #Prolog

Aku telah membunuh satu
Dulu saat masih muda saat semangat berburu masih berapi-api
Sekarang datang satu lagi
Di ranting abu-abu
Aku belum terlalu tua
Setidaknya sudah sedikit mempelajari pentingnya tiap kehidupan
Kali ini aku membiarkannya hidup
Dan bersumpah tidak membunuh Mockingbird dengan sengaja lagi kali ini

NO MENTION 2

"No mention" bernada romantis itu miris sekaligus lucu
Mencintai tapi mungkin terlalu malu kepada yang di maksud
Kasihan mereka yang melakukannya
Saranku, kalau jatuh cinta jangan malu-malu
Puisi itu kumpulan kata pembenarannya
Tetap saja yang membuat tenang itu kata cinta yang tersampaikan langsung, bagaimanapun hasilnya
Saranku, kalau ingin mengungkapkan, ucapkan saja
Jangan sembunyi, itu buang-buang tenaga

NO MENTION 1

"No mention" bernada benci itu rendah sekaligus lucu
Membenci tapi mungkin terlalu takut kepada yang di maksud
Kasihan mereka yang melakukannya
Saranku, kalau membenci jangan setengah-setengah
Kata adalah senjata pembenarannya
Tetap saja yang buat seseorang berdarah itu tangan yang memegang senjata
Saranku, kalau belum paham betul cara membenci
Jangan membenci, itu buang-buang tenaga

IBU

Kenyataannya,
Yang pantas untuk menyombongkan diri di dunia ini
Hanya perempuan yang telah jadi ibu
Dia membawa beban selama 9 bulan, ibu itu kuat
Dia mempunyai kasih sepanjang masa, ibu itu kasih abadi
Surga ada di telapak kakinya, ibu itu berharga di hadapan Tuhan
Dengan semua itu
Dia tidak pernah menyombongkan dirinya
Kecuali dia Ibu
Yang suka bercanda.
Hahahaha

Jumat, 12 Juni 2015

AKU INGIN TAHU PERASAAN TUHAN

Aku ingin tahu perasaan Tuhan
Melihat dunia ini
Berisi manusia ciptaanNya yang menjalankan peran malaikat pencabut nyawa
Seakan itu pekerjaan mudah.

KABAR KEMATIAN

Aku membaca kabar kematian di koran
Aku menonton kabar kematian di tv
Aku mendengar kabar kematian dari pengeras suara masjid
Aku telah melihat dua kematian orang terdekat
Kematian itu baik
Tapi sampai kapanpun
Rasanya masih sama
Menggedor hati
Menampar kesadaran
Menguras hati
Tinggallah diri yang menghela nafas

SESEKALI INGATLAH, KASIHAN DIA

Hidup menawarkan hal yang warna warni
Hidup menawarkan bermacam emosi
Hidup menawarkan banyak mimpi
Hidup menawarkan keindahan imajinasi
Kita bisa melakukan banyak hal dalam hidup
Tapi
Sesekali ingatlah kematian, kasihan dia, terlupakan.

KEMATIAN

Kematian itu baik, sangat baik
Dia melepaskan seseorang dari penderitaan
Kematian itu pengertian
Dia memberi peringatan
Kematian itu lembut
Dia menenangkan keresahan

Kematian itu dekat, sangat dekat
Dia tersenyum saat kita lahir
Kematian itu obat
Dia menghilangkan rasa sakit
Kematian itu perantara
Dia mengantarkan ruh lebih dekat lagi dengan Tuhan

MALAIKAT MATI

Apa salah pemilik mata indah itu?
Apa salah pemilik rambut hitam panjang itu?
Apa salah pemilik senyum tipis itu?
Apa salah Angeline?
Hingga kau memotong sayapnya
Yang mungkin Tuhan pun tak akan bisa?

Jumat, 29 Mei 2015

SEDERHANA

Aku ingin mapan
Dan melakukan banyak hal
Sederhana
Aku masuk ke dalam hatimu
Membangun rumah untuk menetap

TAWA

Yang hanya mengenal bahagia
Akan selalu tertawa
Yang juga mengenal luka
Akan selalu tertawa, walau kesedihan adalah akhir adegannya

Was it?

I Heard her voice
I Saw her face
As clear as day in summer
Was it love?
Or
Simply an Echo?

SEPERTI KEMARIN

Menemukanmu lagi tidaklah sulit
Yang sulit itu adanya kenyataan
Aku akan jatuh cinta seperti kemarin
Dan akhirnya sudah bisa kita tebak

SKETSA DAN SUDJIWOTEDJO

"Mengenalmu adalah kebangkitan bagiku"
Wajahmu membuat tanganku kananku ingat bagaimana membuat gambar sketsa setelah sekian lama
"Mengenangmu selalu membuatku bersedih"
Sketsa wajahmu bertumpuk menjadi karya yang kesepian

PUISI

Hati yang utuh sampai yang terpecah belah
Mata yang sembab sampai yang bersinar terang
Bibir yang murung sampai yang tersenyum
Semua adalah potensi menjadi puisi
Itulah indahnya, puisi menerima semuanya

JANGAN MENGETUK PINTU ITU TERLALU KERAS

Tolong,
Jangan mengengetuk pintu itu terlalu keras
Aku di dalamnya
Sedang sibuk mencari diriku

Tolong,
Jangan mengetuk pintu itu terlalu keras
Aku sedang dalam percakapan serius
Dengan banyak diriku

Tolong,
Jangan mengetuk pintu itu terlalu keras
Aku khawatir
Diriku yang pembunuh yang membukakan pintu

KUMPULAN KALIMAT SINGKAT part 2

IBU
"Aku mah apa atuh, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia"

TEMAN
Teman itu membenarkan, bukan membenar-benarkan

LUKA
Beberapa hal tidak akan cukup dengan meminta maaf, ada waktunya kau harus datang dan membasuh lukanya

CINTA
Yang benar-benar mencintaimu sudah pasti ada
Yang mengungkapkan bahwa dia mencintaimu mungkin ada

HAI 1
Hai,
Butuh berapa musim panas lagi?
Untuk menghangatkan hatimu?

HAI 2
Hai,
Kau tangguh
Tapi bolehkah aku yang mengambilkan sapu tanganmu yang terjatuh?

Rabu, 13 Mei 2015

SEBUAH PENGANTAR KE SUATU AKHIR

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Tidak ada lagi ucapan, selain segala puji dan syukur yang penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, Hanya dengan kemudahan dan ridhoNya-lah penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin.
Tidak lupa shalawat dan doa terbaik, penulis panjatkan kepada, Rasulullah Muhammad SAW semoga segala kebahagiaan tercurah kepada beliau, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya. 

Oleh karenanya, melalui  kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1.      Bapak Dr. Muh. Farid M.Si dan Bapak Drs. Sudirman Karnay, M. Si selaku ketua dan sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, yang ikut arus memanggil saya “Abang” di situ kadang saya merasa antara tidak enak dan sedikit bangga kayak ada manis-manisnya.

2.      Bapak Drs. Abd. Gaffar, M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Sudirman Karnay, M.Si sebagai pembimbimng II. Terima kasih atas kemudahan, kritikan dan bimbingan yang diberikan

3.      Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, yang penulis temui selama proses perkuliahan, Bapak Prof. Hafied Cangara, Prof. Andi Alimuddin Unde, Dr. M. Iqbal Sultan, , Dr. Muh. Farid, Dr. Muh. Akbar, Dr. Hasrullah,  Drs. Abdul Gafar, M. Si, Drs. Kahar, Drs. Mursalim, M. Si, Drs., Alem Febri Sonni, S.sos, Andi Subhan Amir, S. Sos, Ustaz H. Das’ad latif S. Sos, M. Si, Ibu Dr. Jeanny Maria Fatimah dan Ibu Sitti Murniati Mukhtar, S. Sos, SH. Dan semua yang dari luar Unhas, bapak dan ibu luar biasa.

4.      Seluruh staf Jurusan Ilmu Komunikasi, Ibu Ida, Pak Ridho, Pak Amrullah, dan Pak Herman. Seta seluruh staf Akademik FISIP Unhas, yang sangat membantu dalam proses pengurusan berkas, membantu untuk mengajarkan untuk pantang menyerah walau berkas salah ataupun disalah-salahkan berkali-kali

5.      Kadang, yang jadi pelajaran bagi kami yang katanya “waras” ini kadang bertingkah lebih tidak masuk akal, sehingga Kadang lebih terlihat waras.

6.      Mace, tempat mengadu di saat lapar apalagi kalau tidak punya uang, kalau punya uang malah makan di kantin lain, maafkan saya mak.

7.      Workshop, tempat mencari porsi banyak dengan harga murah untuk menghadapi kenyataan hidup ini

8.      Tempat foto copy, terima kasih sudah menggandakan semua

9.      Tempat print, terima kasih sudah mengajarkan antivirus laptop jadi banyak mengenal jenis-jenis virus, itu membuatnya lebih banyak pengalaman

10.  Penjual Pentolan. Terima kasih sudah mencegah sdari hipertensi, dengan membuat bakso yang lebih banyak tepung daripada daging

11.  Satpam Unhas, terima kasih sudah berdiri-berdiri dan duduk-duduk, membuat mahasiswa malaspun terlihat rajin

12.  Sudut Baruga, tempat membuang-buang waktu yang menyenangkan

13.  Rasa rindu yang tidak tersampaikan, yang mengajarkan tidak ada jalan lain untuk menerima keadaan, dan melanjutkan hidup.

14.  PW yang kini hilang, terima kasih sudah menjadi tempat tidur, dan tempat mempelajari gerak-gerik, kebiasaan dari orang-orang yang lalu lalang, dan juga sudut pandang yang lebih luas untuk melihat semua

15.  Koridor Kosmik, tempat tidur, tempat melepas lelah, bercerita, tempatku mempelajari garis wajahmu

16.  Ruang 209, tempat aku pertama kali tahu namamu

17.  Hal yang tidak direncanakan, kuliah 4 tahun, mengenal karakter teman angkatan, kakak angkatan, adik angkatan bahkan dosen, langkah yang bisa menghindari ataupun meminimalisir konflik, dsb semua sudah saya rencanakan saat pertama masuk di Unhas, satu-satunya hal yang tidak saya rencnakan itu jatuh cinta pada dia-yang—tidak-boleh-disebutkan-namanya. Terima kasih sudah menyadarkan bahwa seperti halnya lukisan, hidup kadang butuh sedikit improvisasi.

18.  Ibu-ibu cleaning service, terima kasih sudah membersihkan dosa-dosa kami

19.  Penjual manisan, terima kasih, berkat kalian saya tahu kepanjangan Madona itu Mangga, Kedondong, Nanas

20.  Penjual pulpen, menyelamatkan hari mahasiswa yang pulpennya dipinjam lalu tak kembali

21.  Wifi kampus yang putus-putus, yang memberi pelajaran kadang kau harus menonaktifkan gadgetmu dan bercengkrama secara langsung dengan sekitarmu

22.  Kakak-Kakak, Kak Sabda Taro, Kak Madi, Kak Harwan, Kak Imas, Kak Diman, Kak Ayu, Kak Opie, Kak Yusuf, Kak Titah Taro, Kak Rina, Kak Erbon, Kak Ari, Kak Aco, Kak Igar, Kak Dodi, Kak Yuyu, Kak Irwan, Kak Joem, Kak Zame, yang banyak menginspirasi dan menyadarkan dalam banyak hal, Semoga kakak-kakak senantiasa berbahagia dan kalau melucu tidak krik

23.  Adik-adik, Fika, Kiki, Ams, Tian, May, Desy, Atto, Akramsle, Vini, Echa Syahrir, Fachrul, Bogel Oji, Yudha, Ayuni, Dea, Ndicha, Ima, Tristania, Cua, Ophie, Arlina, Tenri, Natalia, Kasmi, Nisa Mirza, Adrian, Aslam, Jabal Marcel, Zul, Hary, Daus, Ichal, Ozzy, Nunu, Maya dan masih banyak lagi adik-adik URGENT ‘11, TREASURE ‘12, BRITICAL ‘13, FUTURE ‘14 yang belum sempat saya tulis. Terima kasih sudah menjadi lucu, menyebalkan, dan kebanyakan krik karena sayaji yang lucu, tapi apapun saya sayangki. Nikmati waktu kuliahmu, dan giliran kalian melanjutkan meramaikan rumah kita KOSMIK, karena suatu saat kalian akan pergi juga, tinggalkan dengan keadaan bersih, untuk generasi selanjutnya

24.  Teman – teman KKN Internasional Malaysia gelombang 47, terima kasih atas kebersamaan yang memang belum cukup lama, tapi sudah memberikan sangat banya pengalaman yang menyenangkan.

25.  KOSMIK, tempat berporses, tempat belajar selain dosen, tempat meleburkan ego, tempat menjalin ikatan erat, tempat kau dan aku berjumpa. Serta Ketua Korps yang saya temui selama masa perkuliahan, Kak Yusuf, Kak Aco, Kak Cubo, Hajir, Amal,, dan Aslam. beserta jajaran yang dipimpin masing-masing, terima kasih sudah melakukan yang terbaik untuk kami kami sebagai warga Kosmik. Khusus untuk saudara Hajir, terima kasih sudah mempercayakan dan menerima penulis dengan segala kekurangannya sebagai bagian pengurus KOSMIK sebagai Asisten Bidang Perencanaan dan Pengembangan pada masa kepemimpinannya

26.  Kepada teman-teman GREAT ’10, (Jaquilin, Endy, Ame, Ayu, Ayyal, Icha, Mutia, Novidia, Erwin, Adnan, Tri, Nunk, Diah, Adnan, Jayanti, Mba Vani, Purnama,  Fadly,  Ilham, Darmin, Irham, Akram, Jung, Hajir, Doni, Rei, Mubin, Deny, Indah, Sakinah, Isma, Thiwi, Rahma Annisa, Ria, Unhy, Yayu, Iki, Acos, Fahry.) Teman angkatan, teman berproses, lima tahun bersahabat bukan waktu yang singkat, pernah kita lalui cinta, amarah, air mata, tawa, bukan sebuah lakon drama tapi alur nyata, saya percaya ini sudah takdir Tuhan menempatkan kita sebagai sekumpulan kekasih atau Tuhan sengaja menempatkan kita untuk saling mewaraskan.

27.  Kepada IPSAHAT, (Akbar, Reza, Bino, Syakir, Fahrum, Aan, Opank, Dian, Yrma, Ardi, Karchak, Desi, Dira, Tomo, Ido, Indah dan semuanya Teman adalah kekuatan, terima kasih sudah menjadi kekuatan dan setia menemani kurang lebih 8 tahun, semoga terus berlanjut sampai nanti sampai mati, Viva La Ipsahat

28.  Untuk Opa (Alm), Oma, Bapak Aji, Ibu Aji ( Alm), Tante Niar, Bapak Doni Mba Iio, Om Didit, serta setiap keluarga, kerabat dan orang yang penulis kenal dan tidak sempat disebutkan. Terima kasih untuk setiap bantuan serta doanya. Semoga selalu dikelilingi kebahagiaan.

Terakhir tapi menjadi yang paling utama, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, Ayah Anugrah Eko Setiawan dan Ibunda tercinta Aslinda, terima kasih atas pendidikan, kepercayaan, kesabaran, kasih sayang, dan DNA, yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupan penulis. Orang yang selalu tegar dan sabar atas segala kesalahan dan permintaan yang banyak membebani mereka. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebahagiaan, keselamatan dan rezekiNya kepada mereka.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak terlalu berdampak bagi daftar di atas, kecuali mungkin mendatangkan rasa bangga untuk orang tua sendiri. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan daripada masukan yang membangun untuk menyempurnakan penelitian ini, lebih baik senyuman yang paling tulus, kapanpun dan di manapun kita bertemu setelah semua ini

Sebenarnya fungsi utama penelitian ini untuk saya pribadi sebagai syarat lulus, tapi semoga selain itu penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca dan menggunakannya.
 
                
                                                                         Arkham Asylum, 15 Maret 2015
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

CERMIN

Cermin, cermin, cermin di dinding
Bisakah kau mengatakan
Siapakah yang nyata aku atau aku?

UNTUK PEREMPUAN YANG TIDAK MENYAKITI (In memoriam ibu aji Suharni Amsak)

Untuk perempuan di pelukan Tuhan
Yang mengingatkanku untuk ingat kepada Tuhan
Untuk perempuan di luar jangkauan rindu
Yang memanjakan indera pengecapku dengan masakannya
Untuk perempuan di dalam doa
Yang tidak pernah meninggikan suaranya di hadapanku
Untuk perwmpuan di bingkai kenangan
Yah perempuan, yang tidak menyakiti hati
Aku rindu, sangat rindu
Bila datang waktunya kelak, kita berjumpa lagi
Bila mungkin, maukah kau mengelus rambutku, dan menepuk-nepuk punggungku hingga aku tertidur, dan melupakan lelah hari-hariku?

UNTUK LELAKI PEMILIK SYAL (In memoriam Opa H. Udhin Palisuri)

Untuk lelaki di pelukan Tuhan
Yang mengajarkanku puisi
Untuk lelaki di luar jangkauan rindu
Yang sesekali menjadi peta petunjuk untuk melangkah
Untuk lelaki di dalam doa
Yang sesekali bercerita, tentang nurani
Untuk lelaki di bingkai kenangan
Yah lelaki, pemilik syal yang sekarang kugunakan
Aku rindu, sangat rindu
Bila datang waktunya kelak, kita berjumpa lagi
Apakah itu Aku pulang atau Aku datang?

AKU PERCAYA SEPERTIGA MALAM

Aku percaya kepada Sepertiga Malam
Karena Sepertiga Malam, mendengar segala keluluh kesah
Karena Sepertiga Malam, tahu menyimpan semua rahasia
Karena Sepertiga Malam, mengerti bahasa jiwa

Jumat, 17 April 2015

MESIN KETIK TUA

Seorang lelaki lanjut usia, sedang bercengkrama
Memadukan hati dengan mesin ketik tua nya
Tiap suara hentakan
Menghantarkan huruf
Beriringan menjadi kalimat
Berharmoni menjadi puisi
Berirama seperti musik
Musik kebahagiaan, untuk Nurani.

ENGKAU BELUM KE MANA-MANA

Engkau belum ke mana-mana
Engkau belum pergi sepenuhnya
Namamu masih menggema di seluruh penjuru kota
Memekakan telinga
Menampar kesadaran
Menggedor hati
Menyulut rindu
Memanggil imaji garis wajahmu, yang begitu nyata

PAGI CERAH APRIL

Suatu pagi Aku tiba, di suatu tempat
Dengan jaket yang basah terkena hujan
Dengan sepatu yang kotor penuh lumpur
Dengan nafas yang fluktuatif karena berlari
Dengan badan yang gemetar beradaptasi dengan udara dingin
Lalu Aku melihatmu
Aku bersyukur diberi satu lagi Pagi yang cerah di bulan April

Jumat, 09 Januari 2015

Tidak ada tokoh protagonis di sini

Kebebasan berkespresi butuh batasan, seni karikatur, genre komedi dalam seni lukis, sangat bisa menjadi hiburan sekaligus senjata ampuh untuk mengkritik, sampai di sana cukup, tapi sampai memanfaatkan unsur komedi dalam karikatur untuk menghina kepercayaan ketuhanan orang, itu namanya tidak tahu diri.

Membela kepercayaan ketuhanan yang dianut, mungkin bisa membuat Tuhan bangga, tapi membenci, dan sampai mengambil nyawa seenaknya menggunakan senjata dan mengatasnamakan itu di bawah kepercayaan ketuhanannya dan bergerak dengan keyakinan bahwa Tuhan akan senang, itu juga sama tidak tahu dirinya.

Tidak ada tokoh protagonis dalam kisah ini.

Sabtu, 03 Januari 2015

BAYANGAN

Setidaknya dia setia
Dalam tawa dan lara
Sendiriku bukan sendiri yang benar-benar sepi

LANGIT MERAH

Sementara langit makin merah
Garis cakrawala sebentar lagi jatuh dalam pelukan gelap
Kita berdua masih saja bingung
Apa arti kita ini?

HUJAN JANUARI

Aku mencintainya
Menyejukkan pagi, membuat matahari bisa bangun terlambat
Meneduhkan siang, membuat matahari lebih tenang
Menenangkan malam, membuat matahari mempunyai waktu bersama bulan
Aku mencintainya
Hingga tiba waktu, dini hari, aku terbangun
Melihatnya bersenggama dengan angin
Menebar ketakutan
Dia beda, bukan yang kucintai seharian ini.

SETELAH INI, SETELAH KAU PERGI NANTI

Aku tahu
Dalam langkah waktu ke depan
Kau tetap akan pergi beranjak dari jangkauan pengelihatanku
Maka sebelum itu terjadi
Izinkan aku
Berjanji pada diriku sendiri dan padamu
Aku akan menemukanmu sekali lagi
Bukan lagi merajut mimpi lama
Tapi membicarakan hidup baru

MANUSIA

Makhluk Maha Tidak Tahu Diri

SELAMAT TAHUN BARU

Kehilangan orang yang kita cintai
Membawa ribuan hela nafas keluar dari tubuh
Tahun berganti
Ini bukan "memulai baru"
Ini lebih kepada "melanjutkan tanpa"
Selamat Tahun Baru Ibu Aji
Selamat Tahun Baru Opa