Kamis, 01 September 2011

MELISA

AWAL…….

Aku dan teman-teman lainnya sedang  mengikuti sebuah proses penerimaan, dalam  salah satu sesi games, aku dan teman-teman lainya diharuskan mengenal dan memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang orang di sebelah kita dalam jangka waktu lima menit. Di sanalah aku pertama kali melihat dia, secara jelas. Perempuan dengan Rambut panjang yang terikat, kulit putih, senyum manis, dan aksen yang unik. Aku kagum, aku masih ingin diam dan menatapnya lebih lama lagi, tapi semua ini harus diselesaikan dalam lima menit. Dia kuberi kesempatan untuk bertanya lebih dulu

Pertanyaan pertama darinya “Namamu  siapa??”

“Pratama” Aku menjawab dalam keadaan masih melihatnya

Pertanyaan selanjutnya “Tempat dan tanggal lahir kamu lahir?”

“09 Mei 1992” Aku menjawab  dalam keadaan masih melihatnya

Setelah beberapa pertanyaan umum lainnnya dia tiba di suatu pertanyaan, dengan aksen khasnya dia bertanya “Kalau hobi kamu apa?

Dengan sok keren dan tentunya masih melihat dia aku menjawab “Eeh aku hobi menggambar, menulis, dan mempraktekkan tanda-tanda kehidupan”

“Oke” katanya setelah dia merasa cukup, padahal aku belum menjelaskan kepada dia bahwa aku punya hobi baru “AKU HOBI MELIHATMU”

Hah sudahlah terlalu lama aku menerawang nanti aku juga yang susah, waktu terus berjalan, tiba giliranku yang bertanya

“Siapa namamu?” Aku bertanya

“Melisa” jawabnya, tak lama hatiku ikut bicara “yeah aku tahu namanya!” untung dia tak bisa mendengarnya 

“Asal kamu dari mana?” Aku melanjutkan pertanyaanku

“Jayapura”  Dia menjawab, sekali lagi hatiku ikut berbicara “Oooh dia dari jayapura pantas aksennya unik” setelah itu aku melanjutkan dengan beberapa pertanyaan umum lainnya.

Waktu habis, lima menit berharga telah habis, beberapa orang di belakang masih gaduh, sedangkan aku tenang-tenang saja target dari games ini telah tercapai, dan yang paling penting aku mendapatkan info tentang Melisa. Walau begitu hatiku kembali bicara padaku “Hei pratama Cinta jatuh lagi”. “haaaah dasar cinta, tanya cinta lain kali hati-hati”


PROSES……

Dalam suatu ruangan aku bersama teman-teman lainnya menjalani proses perkuliahan, kami menunggu pengajar yang belum datang, suasana gaduh, saat itu kami berstatus mahasiswa baru, yah seperti biasa bermacam-macam hal yang dilakukan oleh mahasiswa baru pada umumnya, mulai dari berkenalan, basa basi, membentuk sebuah citra, ada beberapa yang unjuk kelebihan, ada beberapa yang sibuk berbohong menutupi kekurangannya.

Saat yang lain sibuk dengan semua hal tadi, aku melakukan hal berbeda, aku memilih duduk di barisan paling belakang, di sini viewnya lebih luas, dan yang paling penting aku bisa melihat Melisa lebih jelas, walau hanya tampak rambut panjangnya yang terikat. Aku mengamatinya, terus menerus, “Dia berbeda!” kata hatiku tiba-tiba bicara. Kali ini aku setuju, dia sosok perempuan yang berbeda. Aku membandingkannya dengan teman-teman perempuan yang lainnya. Aku mendapatkan bukti bahwa dia sedikit berbeda. Saat perempuan lain sibuk tertawa dengan menurutku cara tertawa mereka sedikit aneh, dia hanya duduk diam. Saat perempuan yang lain sibuk mendengarkan ocehan dari perempuan lainnya, dia sibuk mendengarkan music. Aku sempat mengira dia anti social, ternyata tidak dia juga bercengkrama dengan teman-teman lain.
Aku masih serius mengamatinya, tapi di tengah-tengah itu aku menyempatkan melihat teman-teman lainnya. Ah tak terlalu menarik, semuanya normal-normal saja. Aku kembali focus ke Melisa, dia masih di tempatnya, sesekali menoleh ke arah lain, sesekali menyapa yang lain, sesekali mulutnya bergerak seperti  berbicara sendiri, apakah hatinya juga sedang berbicara? Entahlah coba kita Tanya pada waktu itu pun kalau kau sabar menunggunya bicara.

BUKAN LAGI AWAL, TAPI MASIH PROSES YANG BELUM MENEMUKAN AKHIR……

Yah kurang lebih setahun sudah berlalu, aku masih sering mengamatinya, tapi kini beda aku mulai memberanikan diri mengobrol  dengannya. Basa basi terjadi,  hanya sedikit cerita memang tapi begitu banyak kepuasan yang ku dapat. Yah…  perasaanku kepada dia bisa dibilang aku terluka padahal yang jatuh adalah Cinta. Walaupun mungkin dia hanya menganggap ini sebatas batasan batas.

Sekarang kami mulai sibuk dengan urusan masing-masing, walau satu tempat belajar, kami mempunyai kebiasaan berbeda, aku suka menghabiskan waktu di kampus usai kuliah, dia lebih memilih pulang setelah kuliah, aku sering di dunia maya, dia entah berada di dunianya yang mana, aku aktif di beberapa kegiatan di kampus, dia aktif menjalani kehidupannya di luar sana.

Yah kami sangat jarang bertemu, aku rindu itu jelas, tapi aku bisa paa itu tak pernah jelas.
Bagaimana akhirnya? Entahlah coba kita Tanya pada waktu itupun kalau kalian sabar menunggunya bicara.



PEREMPUAN PENDIAM
DIA DUDUK
DI SALAH SATU SUDUT
MENGABAIKAN DUNIA DALAM DIAMNYA
AKU DUDUK
DI SALAH SATU SUDUT
MENGABAIKAN DUNIA DALAM KEKAGUMANKU

BEDA
PEREMPUAN DIRIMU
LAKI – LAKI DIRIKU
KITA BEDA
AKU JATUH DI DEKATMU
KAU TERUS BERJALAN JAUH SANGAT JAUH
KITA BEDA
KAU PUNYA RASA
AKU PUNYA RASA
HAAH? KITA SAMA?
RASAMU TERSALIB
RASAKU TERBANG JAUH KE BULAN BINTANG
TERNYATA TAK SESAMA YANG DIHARAPKAN
KITA TETAP BERBEDA……..

1 komentar: