Selasa, 20 September 2011

PULANG

Beradaptasi lagi, dengan keadaan tempat ini. Aku menerawang, kali ini lebih hebat dari biasanya, tempat ini sangat sepi, aku lupa bahwa aku telah kembali ke KAMAR GELAPku sendiri.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, masih jelas terdengar suara bising kendaraan lalu lalang di jalanan tepat di hadapan tempat ini, masih terdengar suara orang-orang dengan kesenangan mereka, masih terdengar suara aneh di tengah malam entah suara makhluk halus ataupun suara makhluk hidup yang bercengkrama dengan halus aku tak terlalu peduli.

Lantas dengan begitu banyak suara, mengapa tempat ini terasa sepi? Bahkan dari sepi yang sangat banyak diberikan oleh tempat ini aku bisa diam dalam tenang untuk mengetahui ternyata di dunia ini banyak suara-suara lain yang tak akan kita jumpai dalam ramai.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, aku melihat Ayahku yang pandai menutupi emosi yang dia rasakan, Ibuku yang mempunyai emosi yang mudah berubah, dan ketiga adikku dengan emosi anak-anak kebanyakan. Yaah rumah ini penuh emosi.
Lantas dengan begitu banyak jiwa dan emosi, mengapa tempat ini terasa sepi? Bahkan dari sepi yang sangat banyak ditawarkan oleh tempat ini, aku bisa sangat merasakan kerinduan kepada keluargaku bahkan saat aku berada di bawah atap yang sama, hahaha ironi.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, aku belum sepenuhnya melepas semua rindu ke keluargaku. Saat pagi kami disapa dengan kesibukan masing-masing, ayah, ibuku bekerja, adik-adikku bersekolh, aku pergi mencari tawa. Saat malam menjelang, mereka atau aku yang baru pulang, hingga aku atau mereka tak dapat menyapa satu sama lain karena dikalahkan letih dan lelah. Itu terjadi berulang di keesokan pagi.

Empat hari sejak kepulanganku ke tempat ini, aku lebih sering mengurung diri di KAMAR GELAPku, memandang tembok putih, berteman dengan teman-teman masa lalu yang mati tapi masih bisa ku ajak berimajinasi, kumpulan buku bergambar yang sekarang terasa sangat hambar. Kumpulan coretan di dinding yang kini telah diputihkan kembali, dan yaah sekali lagi aku berteman sepi.

Aku coba meninggalkan sepi, aku keluar dari tempat ini, menyusuri jalan penuh kenangan menuju ke tempatku membangun kenangan baru, aku berharap tak ada sepi di sana. DI sana aku bertemu banyak tawa, canda, lelucon, dan sebagainya. Kulupakan sejenak sepi ku, hingga batas waktuku di tempat ini, walaupun tempat ini tak memberi batas waktu kepadaku, sekali lagi aku ingin kembali ke tempat itu walaupun aku tahu akan melihat sepi lagi. Sekali lagi aku ingin kembali mencoba keberuntungan mungkin aku akan mendapat kesempatan sedikit bercengkrama dengan keluargaku.

Yah akhirnya aku memantapkan langkahku aku akan kembali, tidak lebih tepatnya aku akan PULANG, ke tempat sepi, tidak lebih tepatnya ke RUMAH.

1 komentar: