Sabtu, 09 Juni 2012

Hanya Coba Tak Peduli Rindu


Di salah satu sudut favoritnya, Prama duduk melamun, merindukan banyak hal. Senja sudah menggelap di luar, menyadari hal itu Rama beranjak dari sudut favoritnya, dia tergesa – gesa, ke teras rumahnya. Dia diam meelihat ke arah langit, hamparan pemandangan malam yang biasa, hanya dengan bulan yang lebih Indah, dia suka “artis” baru di panggung langit malam itu, hanya dia sudah jenuh melihatnya, dia masuk kembali mengantar dirinya ke balik selimut walau raganya belum terlalu lelah. Dia menyerah dengan menunggu tanda – tanda di teras rumah.

Esok, subuh, saat mataharipun belum bangun, Prama duduk bersila di atas kasurnya, dia terbangun karena ingin ke kamar kecil, tapi kantuknya, menahan tubuhnya bergerak. Lalu terdengar suara yg sangat familiar di telinga Prama, suara yang awalnya hanya satu, lalu ada lagi, lalu makin banyak, dan makin banyak lagi, yah pagi itu Hujan dating. Prama sudah berada di teras rumahnya, inilah yang dia rindukan Hujan yg turun membsahi semuanya, di senang, dia beranjak dari teras ke bagian depan rumahnya, dia berdiri diam, melepas rindu dengan Hujan, hingga dia rasa cukup melepaskan rasa rindunya, dia lalu masuk membersihkan badannya, lalu mengeringkannya.

Masih di pagi yg sama Prama mulai merasa aneh, saluran nafasnya yg sudah menyempit dia rasa semakin parah, dia merasa sangat sesak, dia tergesa – gesa ke salah satu ruangan tempat dia menyimpan obatnya yg tersisa satu, dia mencari – cari, kepanikannya membuat ingatannya buyar dia lupa menaruhnya dmana, dia membongkar semua meja, dan mengecek semua lemari beberapa barang berjatuhan ke lantai, hingga dia ingat, dan dia pun langsung meminum obatnya.

Dia terbangn di samping barang2 yg berantakan tadi…
“Hahaha ternyata apa yg kita rindukan kadang hampir membunuh”
katanya sambil membangunkan dirinya  

Sambil membereskan barang2 yg berantakan tadi, dia bertanya – tanya
“Kenapa hal yg sudah ada, sangat sulit kita temukan saat kita mencarinya?? Aku yang menaruh obat itu kemarin tapi kenapa tadi sangat susah dicari”

Hingga dia mengambil barang terakhir, dari lantai, 
dia menatap lama barang itu, 
dia menghela nafas panjang dan tersenyum, 
dia akhirnya mengembalikan barang tersebut ke tempatnya.

Dia menuju dunia jejaring social, di salah satu akunnya dia menuliskan

“Sebenarnya sangat rindu menggambar kamu, aku hanya mencoba tidak peduli lagi, aku takut hampir mati lagi karena merindu xD  #KODE”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar