Jumat, 02 November 2012

Panggung Bulan

Akhir Oktober sekitar pukul 20 : 00 WITA

Di luar...
Gelap menyelimuti Kota
Tersisa lampu kendaraan yang lalu lalang lalu menghilang
Suara terdengar dari berbagai sudut
Suara klakson kendaraan terdengar saling sahut dari kejauhan
Suara keluhan orang - orang yang tak terbiasa akan gelap
Keindahan bulan pun terabaikan

Di dalam...
Kamar ini sudah gelap bahkan sebelum kota diselimuti gelap
Waktu yang terus berjalan, sangat jelas terdengar
Suaranya diwakilkan detak jam yang begitu menghipnotis
Tik... Tok... Tik... Tok...
Keluhan yang meraja lela membuat Oktober kurang mendapatkan klimaks di akhir pertunjukannya.

Awal November sekitar pukul 00 : 45 WITA



Selamat datang November
Masih dengan gelap dari Oktober
Semua harapan pada November mulai dikirim oleh banyak orang
Semesta sibuk menyortir harapan mana yang pantas untuk disampaikan ke Tuhan

Aku berdiri di depan rumah
Menghindarkan diri dari kebosanan
Aku bersyukur, tidak hanya sebelah tapi kedua mataku sudah sadar gelap adalah teman setia dari waktu - waktu yang hilang


Pupilku terbuka lebih lebar, melihat sekeliling, sejauh mata memandang hanya gelap
Hingga aku sadar
Gelap yang datang bukan gelap yang kelam
Kelam yang terasa hanya sebuah perwujudan kekesalan terhadap alasan mengapa kota malam ini gelap
Yang membuat Aku hampir melupakan

Ada sebuah bias cahaya di jalanan gelap itu
Cahaya yang membuat gelap ini tidak membutakan


Aku menatap keatas
Bulan dan aku bertatap muka
Yah...
Cahaya bulan yang waktu itu sangat indah
Membawa kedalaman berperasaan
Dan remang - remang penggugah hati
Mendatangkan Inspirasi untuk berpuisi
Menciptakan Imaji seakan semuanya bisa direalisasi

Aku kembali ke dalam rumah
Kembali menikmati gelap sebuah Kamar
Meninggalkan Bulan di luar yang sedang menikmati pertunjukannya, yah dia layak mendapatkannya

Sesekali aku melihat jendela
Aku tersenyum
Aku tersadar
Melihat Semesta
Menyembunyikan korek lalu berlalu sambil bersiul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar