Jumat, 18 Mei 2012

Pinggir Jalan Malam Hari

Aku berjalan di tengah kota, bukan kotaku tapi malam itu udara di kota itu sangat sejuk. Lampu - lampu jalan panjang seakan tak ada ujungnya.

Aku duduk dipinggiran jalan memesan teh panas di salah satu warung, Kuperhatikan jalan yang tidak terlalu ramai namun juga jauh dari kata sepi, ada seorang pengendara motor dengan sengaja hampir menabrak seseorang, dia berteriak, dia tertawa puas.

Kulihat seorang yang tadi hampir ditabrak, berteriak manja, bibirnya cemberut, sesekali mengumpat, sembari memperbaiki pakaian malamnya, jari jemari lentiknya merapihkan rambut panjangnya.

Pengendara itu dinasehati oleh orang - orang di sekitarnya, dia tak peduli, dia tertawa lagi dan pergi berlalu.

Orang yang hampir ditabrak tadi masih sendiri termenung dipinggir jalan itu.
Masih sendiri tersisihkan dari kumpulan orang - orang yang menertawakannya.
Masih sendiri tersisihkan dari kumpulan orang - orang yang sama sekali tak peduli.
Masih sendiri tersisihkan dari kumpulan orang - orang yg peduli tapi gengsi.

Yah Orang itu masih sendiri, dengan pakaian malamnya yg telah rapi kembali, rambutnya yang kembali tertata anggun, dan senyumnya yg kembali dia berikan, dan berpura - pura kalau tidak pernah terjadi apa - apa dalam hidupnya beberapa waktu yg lalu

Yah orang itu masih sendiri, berdiri, menunggu laki - laki yang ingin menikmati jasa dari seorang Banci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar