Aku melihat hari-hari, yang begitu menampar kesadaran
diri, mengeluarkan aku dari zona nyaman, membuatku harus mnyalakan lampu di
kamar gelap.
Aku melihat
hari-hari, yang begitu menampar konsistensi diri, menawarkan aku dua dunia,
keduanya menyenangkan, keduanya membahagiakan, tapi menyediakan satu prioritas
Aku melihat
hari-hari yang begitu menampar nurani, walau berhasil bersembunyi di balik
topeng tanpa ekspresi, ternyata tanganku bergetar ikut merasakan jantung seseorang lemah, melihat seseorang
melalui masa kritis, dan merasakan darah seseorang di tanganku
Aku melihat
hari-hari yang begitu membuat bersyukur, aku masih merasakan sedih aku masih
manusia, aku penyendiri yang tidak pernah benar-benar sendiri
Hari ini Jantung seseorang kembali
berdetak, emosi kembali tergambar dalam ekspresi
Hari ini Masa kritis seseorang telah
usai, dan kembali menikmati alunan music keras
Hari ini Luka seseorang telah
dijahit, dirinya bias kembali berpuisi
Hari ini Aku kembali ke Kamar Gelap
dengan tenang.
Like..like...like...like nak....!
BalasHapus