Di salah satu sudut
favoritnya, Prama duduk melamun, merindukan banyak hal. Senja sudah menggelap di
luar, menyadari hal itu Rama beranjak dari sudut favoritnya, dia tergesa – gesa,
ke teras rumahnya. Dia diam meelihat ke arah langit, hamparan pemandangan malam
yang biasa, hanya dengan bulan yang lebih Indah, dia suka “artis” baru di
panggung langit malam itu, hanya dia sudah jenuh melihatnya, dia masuk kembali
mengantar dirinya ke balik selimut walau raganya belum terlalu lelah. Dia
menyerah dengan menunggu tanda – tanda di teras rumah.
Esok, subuh, saat
mataharipun belum bangun, Prama duduk bersila di atas kasurnya, dia terbangun
karena ingin ke kamar kecil, tapi kantuknya, menahan tubuhnya bergerak. Lalu
terdengar suara yg sangat familiar di telinga Prama, suara yang awalnya hanya
satu, lalu ada lagi, lalu makin banyak, dan makin banyak lagi, yah pagi itu
Hujan dating. Prama sudah berada di teras rumahnya, inilah yang dia rindukan
Hujan yg turun membsahi semuanya, di senang, dia beranjak dari teras ke bagian
depan rumahnya, dia berdiri diam, melepas rindu dengan Hujan, hingga dia rasa
cukup melepaskan rasa rindunya, dia lalu masuk membersihkan badannya, lalu
mengeringkannya.
Masih di pagi yg sama Prama
mulai merasa aneh, saluran nafasnya yg sudah menyempit dia rasa semakin parah,
dia merasa sangat sesak, dia tergesa – gesa ke salah satu ruangan tempat dia
menyimpan obatnya yg tersisa satu, dia mencari – cari, kepanikannya membuat
ingatannya buyar dia lupa menaruhnya dmana, dia membongkar semua meja, dan mengecek
semua lemari beberapa barang berjatuhan ke lantai, hingga dia ingat, dan dia
pun langsung meminum obatnya.
Dia terbangn di samping
barang2 yg berantakan tadi…
“Hahaha
ternyata apa yg kita rindukan kadang hampir membunuh”
katanya
sambil membangunkan dirinya
Sambil
membereskan barang2 yg berantakan tadi, dia bertanya – tanya
“Kenapa hal yg sudah ada,
sangat sulit kita temukan saat kita mencarinya?? Aku yang menaruh obat itu
kemarin tapi kenapa tadi sangat susah dicari”
Hingga dia mengambil barang
terakhir, dari lantai,
dia menatap lama barang itu,
dia menghela nafas panjang
dan tersenyum,
dia akhirnya mengembalikan barang tersebut ke tempatnya.
Dia menuju dunia jejaring
social, di salah satu akunnya dia menuliskan
“Sebenarnya sangat rindu menggambar kamu, aku hanya
mencoba tidak peduli lagi, aku takut hampir mati lagi karena merindu xD #KODE”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar