Jumat, 01 Februari 2013

HUJAN

Mendung mengambil alih kota
Mengusir biru dan terik
Mendung menyapa lagi
Mirip suasana hatimu yang juga kelabu

Kelabu yang bergemuruh
Riuh dengan gelegar
Hingga air matamu mengalir bersama Hujan
Tumpah
Mengusir kering di tanah

Aku punya pertanyaan
"Berapa banyak lagi Payung pemberianku yang sengaja kau lupakan? Dan memilih tertatih ditengah Hujan?"

FAJAR DAN SENJA

Pagi hari aku terbangun
Mengumpulkan semangat
Aku sempatkan menutup mata sejenak
Melihat gambaran wajahmu
Gambaran wajahmu yang cerah terbalut Cahaya Fajar

Petang hari aku pulang
Lelah menerpa
Aku sempatkan menutup mata sejenak
Mengalihkan lelah menjadi gambaran wajahmu
Gambaran wajahmu yang merona tersentuh Cahaya Senja

BISU

Semua terasa hening
Koridor itupun sekejap sunyi
Angin menyapa dahan pohon tanpa suara
Aku terdiam
Menikmati kebisuanmu

FEBRUARI

Merangkai kata
Melahirkan puisi
Buah dari imajinasi di bulan Februari
Begitu banyak kalimat cinta tersebar di luar sana
Februari bulan cinta kata mereka

Kamu tenang saja
Jangan hiraukan mereka
Bukan lagi kalimat cinta, tapi kalimat doaku
Selalu ada untukmu, bulan apapun itu
Yah karena Aku tahu cara mencintai yang paling baik adalah doa

Aku tahu aku jarang berdoa, tapi lebih sering dari ucapan sebulan sekali
Jika ada waktu aku sempatkan berdoa
Doa yang menembus tembok
Menuju malaikat
Lalu mengirimnya bersama angin
Yang tiap malam mengetuk jendela kamarmu.
Dan Sesekali masuk
Bertumpuk
Menjadi debu di sudut kamarmu