Minggu, 25 November 2012

Tersadar ternyata ada" Rahasia Yang Salah"

Jum'at sore, Senja yang sangat indah bisa kulihat dari ruangan ini, walau hujan cukup deras, nampaknya mendung sedang bertoleransi di luar sana. Yah mencoba lari dari beberapa hal yang akhir - akhir ini sukses menggedor hati, mencuri imajinasiku, dan bisa membuatku terdiam cukup lamaAku hanya menghabiskan hari di depan komputer ini, mengamati dua media sosial, main game, menonton beberapa video di youtube, membaca berita, dan artikel - artikel unik dari seluruh dunia. Aku melanjutkannya dengan mengunjungi beberapa blog, sekedar membaca tulisan - tulisan yang beragam yg membuat makin banyak tab yang terbuka di layar monitor saat itu.

Yah aku sedang dalam pelarian mengindari pikiran - pikiran yang aku sebut "beban otak", seperti cemoohan karena MU kalah, pemikiran2ku ttg masa depan dan peranku sebagai anak pertama, nasihat bijak, omong kosong tentang sesuatu, dan usaha - usaha beberapa "teman" yang berusaha membuatku merasa tidak enak akan sesuatu.

Semua tindakan Pelarian itu cukup berhasil hingga aku berhenti di suatu blog, membaca tulisan yang berjudul 

"Rahasia yang Salah"

Aku bersandar di kursi, terdiam menatap layar cukup lama, menghela nafas panjang.
"Satu hal lagi lagi masuk daftar beban otak fufufufu" aku berbicara dalam hati.
Yah aku beranjak dari dunia maya, menuju ke kamar yang penuh dengan ampas karet penghapus, kertas yang robek, pensil berserakan, baju, celana tergeletak tidak teratur. Kumatikan lampu kamar, dan merebahkan diri di tempat tidur, dan memasang headset.Terdengar hujan beranjak pergi, senja pun sudah berganti malam.
Radiohead  bernyanyi ditelingaku

"
she looks like the real thing

she tastes like the real thing 
in my fake plastic...love
but I can't help the feeling 
I could blow through the ceiling 
if I just turn... and run
it wears me out....... it wears me out..... it wears me out"

Yah satu tulisan sukses membuatku mengurung diri, dan menerawang banyak hal lagi malam ini.

Jumat, 02 November 2012

Panggung Bulan

Akhir Oktober sekitar pukul 20 : 00 WITA

Di luar...
Gelap menyelimuti Kota
Tersisa lampu kendaraan yang lalu lalang lalu menghilang
Suara terdengar dari berbagai sudut
Suara klakson kendaraan terdengar saling sahut dari kejauhan
Suara keluhan orang - orang yang tak terbiasa akan gelap
Keindahan bulan pun terabaikan

Di dalam...
Kamar ini sudah gelap bahkan sebelum kota diselimuti gelap
Waktu yang terus berjalan, sangat jelas terdengar
Suaranya diwakilkan detak jam yang begitu menghipnotis
Tik... Tok... Tik... Tok...
Keluhan yang meraja lela membuat Oktober kurang mendapatkan klimaks di akhir pertunjukannya.

Awal November sekitar pukul 00 : 45 WITA



Selamat datang November
Masih dengan gelap dari Oktober
Semua harapan pada November mulai dikirim oleh banyak orang
Semesta sibuk menyortir harapan mana yang pantas untuk disampaikan ke Tuhan

Aku berdiri di depan rumah
Menghindarkan diri dari kebosanan
Aku bersyukur, tidak hanya sebelah tapi kedua mataku sudah sadar gelap adalah teman setia dari waktu - waktu yang hilang


Pupilku terbuka lebih lebar, melihat sekeliling, sejauh mata memandang hanya gelap
Hingga aku sadar
Gelap yang datang bukan gelap yang kelam
Kelam yang terasa hanya sebuah perwujudan kekesalan terhadap alasan mengapa kota malam ini gelap
Yang membuat Aku hampir melupakan

Ada sebuah bias cahaya di jalanan gelap itu
Cahaya yang membuat gelap ini tidak membutakan


Aku menatap keatas
Bulan dan aku bertatap muka
Yah...
Cahaya bulan yang waktu itu sangat indah
Membawa kedalaman berperasaan
Dan remang - remang penggugah hati
Mendatangkan Inspirasi untuk berpuisi
Menciptakan Imaji seakan semuanya bisa direalisasi

Aku kembali ke dalam rumah
Kembali menikmati gelap sebuah Kamar
Meninggalkan Bulan di luar yang sedang menikmati pertunjukannya, yah dia layak mendapatkannya

Sesekali aku melihat jendela
Aku tersenyum
Aku tersadar
Melihat Semesta
Menyembunyikan korek lalu berlalu sambil bersiul.

Kamis, 01 November 2012

Aku Kagum akan Suara

Yah sekali lagi Aku tergeletak di lantai kamar ini, menikmati dinginnya ubin, melepas gerah, belajar keluar dari masalah rasa gerah, agar hidupkuku tak terlalu banyak mengeluh tentang hal sepele contohnya gerah. Tanganku meraih remote TV, semua Channel TV kulalui bolak balik, rasanya jenuh melihat air mata, tawa licik, lelucon kejam yg dibungkus sedimikian rupa sehingga "layak dinonton" oleh masyarakat. Tanganku meraih telepon genggamku, hanya mengutak atiknya hingga icon "radio" menarik perhatianku, sekali lagi aku memilih - milih, mendengarkan banyak  frekuensi membawa pikiranku terhanyut dalam lamunan tentang ingatan.

Jauh...

Kembali ke masa SMP, masa cinta monyet makin parah, sepertinya lebih tepat kalau namanya diganti menjadi Cinta Babon, ganas beringas suka manjat sana sini.
Seperti kebanyakan remaja usia SMP lainnya yang sedang merasakan perasaan aneh di hati tiap melihat lawan jenis, aku suka mencari sesuatu yang cocok buat menggambarkan perasaan yang dirasakan, salah satunya dengan musik. Nah! Kemudian timbul permasalahan, saat itu aku belum menggunakan HP atau gadget bermemori lainnya yang bisa memainkan musik, saat itu aku juga masih gagap akan teknologi Internet, yang kutahu di Internet saat itu hanya Mesin pencari dan Email, yah jadi salah satu pemecahan masalah yang paling benar adalah Mendengarkan Radio....

Yah...  Satu persatu frekuensi radio menjadi temanku sepulang sekolah. Apalagi menjelang malam, Radio menjadi teman yg menyenangkan dalam menunggu kantuk. Setiap hari berlalu dengan Tawa, Cerita seram, Lagu yang cocok buat menggambarkan perasaan, dan sebagainya. Begitu menyenangkan, hingga beberapa suara sudah menjadi suara yg sangat aku tunggu, yah....  aku kagum akan beberapa suara, aku suka akan beberapa suara....

Aku sadar dari lamunanku... Mematikan radio di HPku,melihat langit2 kamar2 dan menerawang

Jauh lebih dalam...

Aku teringat beberapa suara itu,
Pertama Sersan Dhani di Celebes FM, entah siapa nama aslinya, suaranya tegas, dan tutur katanya sopan, dan menggunakan bahasa baku, entah itu disesuaikan dengan acara yg dia bawakan, yg jelas aku suka.
Kedua aku sedikit lupa namanya, Kak Adi atau siapapun namanya, dia membawa acara komedi di radio Gamasi, suara tawanya yg lepas lucu yah selalu berhasil mengundang tawaku juga.
Beberapa pembaca berita di RRI dan sebagainya.

Ada satu lagi suara di radio yg sangat aku rindukan, seorang perempuan yang di tipa akhir acaranya dia selalu bermain gitar dan memainkan sebuah lagu untuk pendengarnya. Waktu SMP aku sempat mencatat liriknya, entah benar atau tidak..


It's Time for we
To say Good bye, we so sorry iiii
But for you guys... I say Don't worry
We will back again tomorrow, we will keep you from sorrow


Yah dalam liriknya dia berjanji untuk menjauhkan pendengarnya dari kesedihan dan itu selalu dia tepati tiap dia mengudara.

Aku merindukan mereka, bukan tidak menyukai suara2 yg sekarang berlalu lalang di Radio, beberapa Frekuensi, kemasannya terasa begitu sama sekarang, walau ada beberapa memberi sesuatu yg berbeda tp mereka seperti kehilangan magis untuk menarik pendengar.


AKU PENDENGAR YANG MERINDU


Aku merindukan suara2 itu
Mungkin mustahil tuk kembali

Aku tak membenci suara2 baru
Sebagai Pendengar aku hanya merasa kurang diajak bersenang2, menikmati lelucon, mendengarkan berita, cerita sedih, puisi, cerita seram dan lain - lain


Ah Sudahlah....


Ini hanya suaraku
Pendengar yang merindukan suara
Pendengar yang merindukan menikmati radio hingga semua frekuensi menyiarkan hal yang sama
Suara  zzzzzzzzzzzzz....